Suara.com - Ramai Diperbincangkan Netizen, Ini 5 Fakta Herd Immunity Pandemi Covid-19
Segala cara dilakukan berbagai negara untuk menyudahi masa pandemi virus corona atau Covid-19 yang dampaknya meluas di segala bidang. Dari segala cara itu lalu tercetus istilah herd immunity alias kekebalan kelompok sebagian besar orang terhadap penyakit.
Nah, herd immunity disebut-sebut sebagai salah satu cara untuk menghentikan pandemi. Karena dengan begitu banyaknya orang yang kebal terhadap penyakit, dengan sendirinya penyakit itu tidak akan menyebarkan ke orang lain.
Tapi bisakan istilah medis yang sudah ada sejak lama ini digunakan untuk menyudahi pandemi Covid-19. Berikut rangkuman suara.com, Selasa (12/5/2020) tentang fakta-fakta herd immunity.
1. Bisa terbentuk melalui vaksin
Cara tercepat membentuk kekebalan tubuh yaitu dengan melalui vaksin, dengan adanya vaksin maka orang tidak bisa tertular penyakit. Alhasil penularan penyakit menjadi sangat kecil atau bahkan bisa terhenti karena banyak orang yang sudah kebal.
Namun masalahnya adalah hingga kini belum ada satupun vaksin untuk virus corona atau SARS CoV 2. Peneliti masih tahap pengembangan, dan belum ada satupun vaksin yang valid dan teruji keamanannya.
2. Bisa terbentuk secara alami
Solusi lain herd immunity sebenarnya bisa terbentuk secara alami, karena di dalam tubuh masing-masing orang terdapat sistem imun yang bisa melawan penyakit atau virus. Sistem imun yang kuat inilah yang membuat virus dengan sendirinya bakal melemah dan terkalahkan oleh bala tentara tubuh atau sistem imun.
Baca Juga: Dianggap Bisa Atasi Covid-19, Peneliti Peringatkan Bahaya Herd Immunity
Akan tetapi masalahnya adalah untuk virus corona meski ia tidak bergejala atau tidak membuat sakit karena sistem imun yang kuat. Tapi seseorang tetap bisa menjadi carrier atau pembawa virus dan bisa menularkan orang lain.
3. Angka kematian akan melonjak
Bahayanya jika sebagai carrier menulari mereka dengan sistem imun lemah, seperti lansia, anak-anak atau memiliki penyakit penyerta (jantung, diabetes, hipertensi dan sebagainya) maka gejala bisa sangat berat, dan akhirnya angka kematian akan melonjak drastis.
Hal ini dibenarkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-FINASIM, yang menyoroti rencana kelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan membuat angka kematian dan pasien sakit berat karena corona semakin bertambah.
"Orang yang sudah kebal mencapai 70 hingga 80 persen karena sudah terinfeksi walau tanpa gejala atau gejala ringan. Tentu korban yang sakit berat dan meninggal juga bertambah," ujar Prof. Ari.
4. Dianggap sebagai mitos dan rencana pembunuhan massal
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
Terkini
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis