Suara.com - Mahasiswa Kedokteran Rusia Ogah Praktik di RS Rujukan Covid-19
Mahasiswa kedokteran di Universitas Sechenov, Moskow, Rusia harus melakukan pelatihan di bangsal virus corona untuk bisa lulus menjadi spesialis infeksi. Salah satu mahasiswa di sana, Alexandra, menolak kebijakan tersebut.
"Ini bukan pilihan sukarela. Virus corona berbahaya dan mereka harusnya menyerahkan kepada orang pilihan," kata Alexandra, mengutip dari situs Aljazeera.
Kampus tersebut membuat kebijakan untuk mengirim mahasiswa kedokteran tingkat empat, lima dan enam agar melakukan pelatihan medis di klinik atau rumah sakit rujukan Covid-19.
Kementerian Kesehatan setempat telah mengumumkan pada 27 April bahwa kebijakan itu berlaku mulai 1 Mei dan hanya siswa dengan kontraindikasi medis yang dapat menolak.
Siswa dari semua bidang medis, termasuk kedokteran gigi dan pediatri juga harus mengikuti aturan tersebut. "Mereka yang menolak untuk pergi tidak akan mendapatkan kualifikasi dan dapat menghadapi pengusiran," kata Svetlana, seorang mahasiswa tingkat enam.
Banyak mahasiswa mengatakan, mereka tidak ingin ditempatkan dalam kondisi seperti itu tanpa ada fasilitas rumah sakit yang dialokasikan dan jaminan alat pelindung diri.
Svetlana bersama Alexandra dan mahasiswa lainnya berbicara kepada kantor berita AFP dengan syarat anonim karena takut dikeluarkan atau mendapat sanksi lain dari kampusnya.
"Kami belum menjadi dokter, tugas kami adalah mendapatkan pendidikan. Ada kekhawatiran bahwa kita tidak akan ada gunanya dan justru menyebarkan infeksi sebagai gantinya," kata Alexandra.
Baca Juga: Geger Gadis Pembunuh Balita Pernah Diperkosa, Keluarga Hilang Tanpa Jejak
Dia juga mengatakan, para mahasiswa ditawarkan pelatihan di rumah sakit biasa atau rumah sakit rujukan virus corona termasuk zona merah Covid-19.
"Tidak ada perlindungan yang memadai, dan sulit dipercaya jika tidak ada kecukupan dokter," ucap Alexandra.
Melalui media sosial, mahasiswa di Universitas Kedokteran Pirogov di Moskow telah menyampaikan protes dan meminta rektor Sergei Lukyanov untuk membuat mobilisasi sukarela virus corona.
Namun, Pirogov dan Departemen Kesehatan di pemerintah Moskow tidak menanggapi permintaan komentar tersebut.
Sementara itu, wakil rektor Universitas Sechenov Tatyana Litvinova mengatakan bahwa bekerja dengan pasien virus corona tidak wajib dan sekolah tidak akan menghukum siapa pun yang menolak.
"Jika seorang siswa tidak ingin melakukannya, mereka dapat melakukan praktik di tempat yang berbeda, tidak ada yang akan memaksa mereka," katanya kepada AFP, yang bertentangan dengan Kementerian Kesehatan setempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?