Suara.com - Pandemi virus corona telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana kita akan hidup mulai sekarang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang, sama seperti penyakit mematikan lainnya, yaitu HIV dan ebola.
Meski saat ini pakar kesehatan dan ilmuwan berlomba mengembangkan vaksin dan obat yang berpotensi menyembuhkan Covid-19. Namun, mereka belum yakin apakah akan ada yang berhasil atau tidak.
Menurut The Health Site, ini fakta bahwa kita harus menyesuaikan diri dengan kenyataan baru setelah lockdown.
Sebuah realitas baru
Direktur kedaruratan WHO, Dr Mike Ryan, memperingatkan pada hari Rabu (13/5/2020) bahwa mencoba memprediksi kapan virus akan berakhir itu tidak praktis. Bahkan jika vaksin ditemukan, mengendalikan virus akan membutuhkan upaya besar-besaran.
Lebih dari 300.000 orang di tingkat global telah meninggal akibat Covid-19 dan saat ini sudah lebih dari 4,3 juta kasus positif.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah memperingatkan bahwa pandemi ini menyebabkan tekanan yang luas dan kesehatan mental yang buruk, khususnya di negara-negara di mana terdapat kurangnya investasi dalam perawatan kesehatan mental.
Organisasi ini telah mendesak para pemerintah untuk menjadikan kesehatan mental sebagai bagian dari tanggapan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Kekhawatiran WHO
Baca Juga: Ilmuan: Sungai Amazon Bisa Jadi 'Zona Merah' Covid-19 Berikutnya
Ryan memprediksi virus ini dapat menjadi endemik dan kemungkinan tidak akan pernah hilang. Dia juga mencatat, ada penyakit lain seperti campak, yang masih belum dapat dihilangkan meski vaksin sudah tersedia.
"Virus ini dapat menjadi endemik lain di masyarakat kita, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata Dr Ryan.
Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanon Ghrebeyesus mengatakan masih mungkin untuk mengendalikan virus jika semua orang bergabung dan melakukan upaya untuk melakukannya.
"Jalan ada di tangan kita, dan itu urusan semua orang, dan kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini," ujar Tedros.
Ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove, menambahkan kita perlu masuk ke dalam pola pikir bahwa perlu waktu untuk keluar dari pandemi ini.
Tetapi, komentar-komentar ini muncul pada saat banyak negara memperlihatkan pelonggaran peraturan dan secara bertahap mencoba kembali ke kehidupan normal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
Terkini
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi