Suara.com - Petugas satwa liar di negara bagian Amerika Serikat menemukan virus mematikan yang memengaruhi kelinci liar yang ada di California minggu ini.
Departemen Ikan dan Satwa Liar California (CDFW) mengatakan sebuah kasus stereotipe 2 virus kelinci hemoragik atau RHDV2 telah dikonfirmasi dalam bangkai jackrabbit ekor hitam yang ditemukan di dekat Palm Springs pada awal Mei 2020.
Kini pakar margasatwa pun khawatir bila virus itu berdampak signifikan pada populasi kelinci liar, yaitu kelinci yang dianggap berisiko.
"Seperti kelinci yang terancam punah atau kelinci kerdil," kata departemen margasatwa dikutip dari Fox News.
Dokter Hewan Senior Margasatwa CDFW Deana Clifford juga melihat dampak virus pada spesies kelinci untuk makanan. Karena kelinci adalah spesies yang paling umum dimangsa predator.
Meskipun virus ini tidak memengaruhi manusia, tapi virus hampir selalu mematikan kelinci karena belum ada vaksin untuk jenis virus tertentu di AS.
RHDV2 hanya terdeteksi di Amerika Utara dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Departemen Pertanian AS, kelinci liar di Pulau Vancouver, Kanada dinyatakan positif mengidap virus tersebut pada Febuari 2018 lalu.
"Satu-satunya tanda penyakit ini adalah kematian mendadak dengan kondisi hidung kelinci berlumur darah akibat pendarahan internal. Kelinci yang terinfeksi juga bisa mengalami demam, susah makan atau menunjukkan tanda-tanda masalah sistem pernapasan atau saraf," jelas laporan peneliti.
Menurut USDA, virus ini sangat tahan terhadap suhu ekstrem dan biasanya menyebar melalui kontak langsung atau kontak dengan ekskresi atau darah kelinci yang terinfeksi.
Baca Juga: Naikkan Iuran BPJS Kesehatan, Komisi IX : Pemerintah Tak Taat Hukum
Virus ini juga bisa bertahan dan menyebar dari bangkai kelinci, makanan, air dan bahan-bahan lain yang terkontaminasi. Orang bisa menyebarkan virus secara tidak langsung jika mengontaminasi pakaian atau sepatunya.
Bila seseorang ingin menghindari kuman dan virus dari kelinci peliharaan, pemilik harus melakukan langkah-langkah biosekuriti yang baik untuk melindungi hewannya dari penyakit.
Pemilik perlu mencuci tangan sebelum dan setelah berinteraksi dengan kelinci, tidak berbagi peralatan dengan pemilik kelinci yang lain dan menjaga kelinci peliharaan dari kelinci liar atau kelinci peliharaan lainnya.
Petugas satwa California juga mengatakan para pemburu kelinci perlu mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari penyebaran virus, seperti memakai sarung tangan saat berburu, mencuci tangan dan mengubur bangkai kelinci tetap di tempat agar yang menyebarkan virus.
"Virus ini cukup kuat dan bisa bertahan pada daging, bulu, pakaian dan peralatan perawatan kelinci untuk waktu yang sangat lama, virus juga mudah menular ke daerah lain," jelas mereka.
Informasi mengenai virus ini muncul setelah kasus RHDV2 pada kelinci di Las Vegas yang mendorong masyarakat menghentikan sementara pengadopsian kelinci.
Berita Terkait
-
HIV Sudah Bisa Dikendalikan, Stigmanya Belum
-
6 Shio Banjir Keberuntungan Jelang Akhir 2025: Keuangan Membaik, Impian Terwujud
-
Misteri Sakit Federico Barba, Sang Pemain Bingung Penyebabnya
-
Napas Anak Terasa Cepat? Jangan Tunda! Ini Langkah Darurat Mengatasi Gejala RSV Menurut Dokter
-
Bukan Cuma Flu Biasa, Virus RSV Bisa Jadi 'Pembunuh' Senyap bagi Bayi Prematur
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut