Suara.com - Infeksi superbug disebut-sebut sebagai penyebab meninggalnya pasien virus Corona Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Apa kata pakar?
Mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Julie Gerberding, memperingatkan pada pemerintah setempat untuk kembali mempertimbangkan langkah-langkah pelonggaran aturan, karena menurutnya ini tidak tepat.
Ia mengkhawatirkan infeksi dari superbug, mikroba yang kebal terhadap antibiotik, dapat menyebabkan lebih banyak kematian.
"Jika kita akan mengambil langkah untuk melonggarkan beberapa persyarakat jarak sosial, maka kita perlu mengamati apa yang terjadi, dan jika itu tampaknya baik-baik saja, kita dapat mengambil langkah berikutnya. Tetapi jika kita melihat sesuatu terjadi ke arah yang salah, kita harus siap untuk mundur selangkah,“ katanya kepada CNBC, Rabu (13/5/2020).
Sebagian besar orang Amerika belum terkena virus corona dan sama sekali tidak memiliki kekebalan terhadap penyebab Covid-19 ini. Menurutnya, ini membuat sebagian besar negara rentan.
"Saya pikir apa yang telah kami buktikan adalah bahwa langkah-langkah jarak sosial yang telah direkomendasikan benar-benar berfungsi, tetapi ketika Anda menarik diri dari itu, Anda hanya bisa berhadap bahwa akan ada keadaan berbahaya seperti yang dikatakan Dr. Fauci."
Anthony Fauci, pakar penyakit menular dan direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) memberikan kesaksian di hadapan komite Senat, pada Selasa (12/5/2020), mengenai tanggapan pemerintah terhadap krisis virus corona.
Risiko Infeksi Superbug
Gerberding memperingatkan bahaya tersembunyi lain dari virus corona, yaitu superbug. Ini adalah kuman yang telah beradaptasi dan menjadi resisten terhadap berbagai jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkannya.
Baca Juga: Awas Bakteri! Begini Cara Memasak Daging Ayam yang Tepat
Infeksi superbug sekunder dapat merambat di antara mereka yang sakit parah dan telah dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama, dan menginfeksi pasien yang sudah menjalani prosedur invasif seperti penggunaan ventilator dan kateter, katanya.
“Faktanya sekitar 1 dari 7 pasien coronavirus yang dirawat di rumah sakit tampaknya mengembangkan infeksi bakteri sekunder,” katanya.
Sementara superbug dapat diberantas dengan antibiotik kompleks, obat ini hanya bertahan sebentar karena bakteri atau virus bisa menjadi lebih tahan secara cepat daripada obat yang dapat dikembangkan, sambungnya.
Menurut sebuah studi oleh jurnal medis Lancet, dokter melakukan penelitian pada lebih dari 190 pasien dengan Covid-19 di dua rumah sakit Wuhan, dan menemukan setengah dari mereka yang meninggal mengalami infeksi sekunder.
“Saya sangat prihatin dengan jumlah orang yang akan kehilangan nyawa, bukan karena virus corona tetapi karena infeksi superbug yang mematikan ini,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!