Suara.com - Takut dianggap Lemah dan Enggak Keren, Banyak Laki-laki Ogah Pakai Masker
Saat virus corona atau Covid-19 masih terus meningkat, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering enggan menggunakan masker.
Dilansir dari NY Post, laki-laki di AS malas menggunakan masker dibanding perempuan, terutama di negara yang tidak mewajibkannya, menurut sebuah makalah yang ditulis oleh para peneliti dari Middlesex University London di Inggris dan Lembaga Penelitian Ilmu Matematika di Berkeley, California.
Di samping itu, laki-laki juga kurang percaya akan terkena dampak serius Corona COVID-19. Padahal data dan kenyataan menunjukkan sebaliknya.
Di tempat-tempat seperti China, Italia, Spanyol dan New York City, laki-laki meninggal karena Corona COVID-19 dengan tingkat yang jauh lebih tinggi daripada perempuan.
Studi ini juga menemukan bahwa pria lebih cenderung melaporkan perasaan emosi negatif saat mengenakan penutup wajah.
“Pria lebih setuju dari wanita bahwa memakai masker itu memalukan, tidak keren, tanda kelemahan dan stigma; dan perbedaan gender ini juga memediasi niat perbedaan gender untuk mengenakan penutup wajah, ” ungkap penulit penelitian, Valerio Capraro dan Hélène Barcelo.
Temuan itu, kata mereka, menunjukkan bahwa intervensi untuk mempromosikan penggunaan masker pria bekerja untuk mengurangi emosi tersebut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit saat ini merekomendasikan agar semua orang mengenakan masker kain di atas hidung dan mulut mereka ketika mereka pergi ke tempat umum.
Baca Juga: Hari Hipertensi Sedunia, Orang Berisiko Harus Ikuti 5 Cara Pencegahannya!
Perbedaan gender dalam tindakan perlindungan terhadap infeksi pernapasan juga memiliki beberapa preseden bersejarah: Perempuan dilaporkan lebih cenderung memakai masker wajah selama wabah SARS di Hong Kong dan wabah H1N1, menurut tinjauan pustaka 2014 yang diterbitkan dalam Singapore Medical Journal.
"Berkenaan dengan gender, telah dipostulatkan bahwa wanita umumnya kurang mau mengambil risiko dan dengan demikian lebih patuh dengan perilaku pencegahan daripada rekan-rekan pria mereka," catat para penulis.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci