Suara.com - Sejak virus corona baru diidentifikasi peneliti pada manusia, peneliti langsung menduga penularan ini berasal dari hewan, atau zoonosis. Seperti pada krisis SARS serta Ebola.
Nampaknya, hal ini mulai terjawab. Sebelumnya, studi pada Februari menemukan bahwa virus corona baru berbagi 96% dari kode genetiknya dengan virus corona yang disebut RaTG13 dari kelelawar di China.
Kali ini, sebuah studi dalam jurnal Current Biology menggambarkan virus corona yang sebelumnya tidak dikenal dan bernama RmYN02, memiliki kemiripan 97,1% dengan SARS-CoV-2. Virus ini ditemukan pada kelelawar di provinsi Yunnan, China, antara Mei dan Oktober 2019.
Meski terdapat kecocokan, tidak satu pun dari virus ini merupakan nenek moyang langsung dari virus corona, membuat pertanyaan tentang di mana dan kapan wabah dimulai memunculkan sejumlah teori yang tidak berdasar.
"Sejak ditemukannya SARS-CoV-2, ada sejumlah tuduhan yang tidak berdasar bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium," kata Weifeng Shi, penulis utama studi ini.
Dilansir dari Business Insider, Shi menambahkan bahwa penemuan RmYN02 justru semakin memberikan bukti kuat terhadap konspirasi tersebut.
Meski bukan tidak mungkin sampel yang disimpan dari virus corona pada kelelawar bocor dari laboratorium, jauh lebih mungkin sampel ini 'melompat' secara alami dari kelelawar ke spesies perantara sebelum menulari manusia.
Pakar penyakit menular telah memperingatkan tentang potensi kejadian 'limpahan' semacam ini selama bertahun-tahun, tambah Shi.
Jutaan orang terpapar virus zoonosis setiap tahun
Baca Juga: Peneliti: Kelelawar dan Virus Corona Sudah Terkait Selama Jutaan Tahun
Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance, mengatakan rekan-rekannya telah menemukan satu hingga tujuh juta orang yang terpapar virus zoonosis di Asia Tenggara setiap tahun.
"Itu jalannya. Sangat jelas bagi kita semua yang bekerja di lapangan," katanya.
Dennis Carroll, mantan direktur divisi ancaman AS AID, pada Maret, mengatakan bahwa penelitian dari EcoHealth Alliance menunjukkan peningkatan kejadian spillover atau 'limpahan' dua hingga tiga kali lebih banyak dari yang dilihat 40 tahun sebelumnya. Akibat dari pertumbuhan populasi manusia dan cara kita melanggar batas wilayah liar.
"Satu-satunya prediktor terbesar dari kejadian limpahan adalah perubahan penggunaan lahan, lebih banyak lahan digunakan untuk pertanian dan lebih khusus untuk produksi ternak," kata Carroll.
"Apa pun ancaman di masa depan yang akan kita hadapi sudah ada, mereka saat ini beredar di alam liar," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya