Suara.com - Selama 30 tahun terakhir, dunia dihadapkan dengan kemunculan emerging infectious diseases (EIDs) alias penyakit infeksi baru. Minimnya informasi soal penyakit dan belum adanya obat membuat penyakit infeksi baru sangat berbahaya.
Beberapa penyakit infeksi baru yang mengancam kesehatan sebagian besar bersifat zoonosis. Penyakit zoonosis merupakan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan sebaliknya.
Beberapa contoh penyakit zoonosis yang pernah menjadi wabah antara lain avian influenza alias flu burung, Ebola, MERS-COV, virus Zika, dan juga SARS.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2TVZ) dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit zoonosis sangat berbahaya karena sulit ditemukan obatnya.
Penyakit flu burung contohnya, saat ini hanya bisa disembuhkan hanya oleh obat Tami Flu.
"Karena itu, 3E yang menjadi keutamaan dari One Health yaitu Early Detection, Early Reporting dan Early Response mutlak untuk ditingkatkan di semua sektor," terangnya.
Bahaya penyakit zoonosis tak hanya dapat mengancam kehidupan manusia, namun juga menimbulkan kerugiaan ekonomi yang tinggi. Untuk itu, pengendalian penyakit zoonosis harus menyeluruh, dan dibuat dengan konsep One Health yaitu upaya kolaboratif berbagai profesi ilmu kesehatan, bersama dengan disiplin ilmu dan institusi yang bekerja di tingkat lokal, nasional dan global.
One Health sendiri diperingati setiap 3 November di seluruh dunia. Di Indonesia, One Health tahun ini diperingati di Universitas Udayana, Bali yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan FAO Indonesia.
"Adanya kasus penyakit di satwa liar dengan kemungkinan penularan penyakit ini dari satwa liar ke hewan domestik atau langsung ke manusia (spill over) memerlukan usaha mitigasi risiko. Komponen penting dari upaya mitigasi ini adalah kemampuan untuk mendeteksi, melaporkan dan memberi respons awal sehingga pengendalian dapat dilakukan di sumber sebelum menginfeksi atau menularkannya ke hewan lain atau bahkan ke manusia," kata Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping Tjatur Rasa.
Baca Juga: Idap Penyakit Langka, Lelaki Ini Keluarkan Air Mata Darah
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
Terkini
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan