Suara.com - Duh, Pasien Hipertensi Anak Berpotensi Alami Stroke di Usia Muda
Hipertensi atau tekanan darah tinggi berisiko besar menyebabkan penyakit lain, salah satunya stroke. Risiko stroke itu akan semakin cepat terjadi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi saat anak-anak.
"Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada anak-anak dengan hipertensi tidak teratasi, dewasanya faktor stroke sangat tinggi. Bahkan beberapa penelitian itu menyampaikan, tidak sampai usia 45 tahun, jadi antara usia 40 sampai 45 tahun sudah terjadi stroke pada anak dengan riwayat hipertensi tak teratasi," kata Konsultan Nefrologi Anak DR. Dr. Krisni Subandiyah, Sp. A (K) saat siaran langsung dalam akun Instagram IDAI, Selasa (19/5/2020).
Ia menjelaskan bahwa komplikasi terjadi pada anak dengan krisis hipertensi. Komplikasi yang akut ditandai dengan tensi anak-anak naik secara mendadak dan mengalami kejang serta kesadaran menurun.
"Kalau sudah keadaan akut itu maka sudah dalam komplikasi yang paling jelek pada penyakit hipertensi," ucapnya.
Biasanya penyebab hipertensi krisis akibat kerusakan ginjal, tambah Krisni. Sedangkan komplikasi jangka panjang yang harus diperhatikan salah satunya organ jantung. Risiko paling parah bisa berakibat pada jantung bengkak hingga gagagl jantung.
Sementara itu komplikasi pada otak yang menyebabkan anak menjadi kejang dan kesadaran menurun. Serta berisiko besar mengalami stroke saat dewasa.
Krisni menjelaskan bahwa pasien hipertensi harus melakukan kontrol secara rutin. Pengobatan hipertensi tidak hanya untuk menurunkan tekanan darah tetapi juga menjaga risiko kerusakan pada organ lain.
Selain itu, Krisni mengatakan bahwa pasien hipertensi memang harus memjnum obat seumur hidup. Namun pada pasien hipertensi anak, karena yang dialami merupakan hipertensi sekunder, sehingga lebih diutamakan pengobatan dengan menjaga gaya hidup sehat.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Muda dan Sehat Bisa Mengalami Stroke Mendadak
"Pada anak-anak dengan hipertensi memang kita sarankan diet rendah lemak dan rendah garam. Kita harus berikan garam maksimal 1-2 gram perhari. Juga harus banyak konsumsi sayur dan buah," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis