Suara.com - Pendiri Microsoft sekaligus filantropi Bill Gates menyatakan ada empat pelajaran penting dari pandemi besar satu abad lalu, yakni flu Spanyol.
Dilansir dari Business Insider, flu Spanyol terjadi pada tahun 1918 di mana berlangsung selama setahun dan menyebabkan 50 juta kematian secara global. Berikut beberapa pelajaran yang menurut Bill Gates bisa dipetik untuk pandemi Covid-19 saat ini.
1. Pemimpin Bertanggung Jawab Dapat Menurunkan Keparahan Pandemi
Gates menyatakan, bahwa peran pemimpin penting dalam pengendalian keparahan pandemi. Dia mengatakan orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengendalikan pandemi dapat mengubah jumlah nyawa yang hilang.
Ia menunjuk walikota di berbagai kota selama pandemi flu spanyol sebagai contoh.
Pada awal pandemi flu spanyol, walikota St. Louis menyerukan penutupan tempat-tempat umum dan melarang pertemuan publik besar-besaran.
Sebaliknya, walikota Philadelphia mengadakan parade besar
“Philadelphia sendiri sakit, kewalahan. Mereka tidak punya tempat untuk meletakkan mayat. Wilayah kerja meluap, mereka menumpuk peti mati di aula, di tempat tinggal mereka,” tulis John M. Barry pada bukunya The Great Influenza yang menjadi rujukan Bill Gates.
"Aku senang aku membacanya. Ini salah satu dari beberapa buku yang menjelaskan kepada saya bahwa dunia perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mempersiapkan patogen baru," kata Gates.
Baca Juga: Bantu Agen Kecil, Payfazz Bagikan 10.000 Masker Gratis
2. Transparansi
Gates juga menyatakan, bahwa para pemimpin dan organisasi kesehatan harus memberikan informasi yang akurat kepada publik, bahkan jika informasi itu buruk.
"Pada tahun 1918, para pemimpin politik Amerika bahkan komisioner kesehatan menutup-nutupi berita buruk untuk menghindari kepanikan masyarakat," kata Gates.
"Itu sangat merusak otoritas mereka ketika warga melihat tetangga mereka sekarat dalam jumlah besar," tambahnya.
3. Filantropi Dapat Menyelamatkan Ratusan Ribu Nyawa
Gates juga menyoroti pentingnya donasi amal selama pandemi dan mengatakan tanpa sumbangan dari orang-orang seperti John D. Rockefeller dan Johns Hopkins,segalanya bisa jauh lebih buruk pada tahun 1918.
"Donasi akan membantu menciptakan sekolah kesehatan umum dan sistem pendidikan yang memainkan peran dalam bidang kedokteran dan sains seperti yang kita kenal sekarang," kata Gates.
"Karunia-karunia ini secara mendasar mengubah ilmu pengetahuan dan kedokteran Amerika pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20 memberi negara ratusan ribu profesional terlatih untuk merawat mereka yang terserang influenza dan membimbing respons kesehatan masyarakat," tulis Gates.
4. Dinamis dan Kerjasama
"The Great Influenza mengingatkannya bahwa pandemi adalah pengalaman yang merendahkan karena mereka mengingatkan orang akan kerapuhan hidup," kata Gates.
Dia menyebutkan bagaimana vaksin flu tidak tersedia sampai tahun 1933, lama setelah pandemi berakhir sehingga para profesional kesehatan tidak pernah bisa merawat pasien dengan antivirus dan vaksin pada saat flu 1918.
“Kali ini, kita memiliki lebih banyak alat yang dapat digunakan untuk membuat vaksin dan terapi yang efektif. Tetapi sains masih lebih lambat dari yang kita inginkan, sementara mengakhiri pandemi ini akan membutuhkan lebih dari sekadar sains yang hebat," ujar Gates.
"Ini juga akan membutuhkan dorongan jarak sosial dan memastikan bahwa ilmu berkembang sejauh dan seluas virus itu menyebar," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis