Suara.com - Setelah satu bulan lebih berolahraga di rumah selama masa karantina, mungkin Anda ingin kembali melakukannya di gym yang memiliki alat olahraga lengkap.
Tapi, apakah berolahraga di gym sudah aman?
Dalam sebuah penelitian awal tahun ini, peneliti menemukan bakteri yang resistan terhadap obat, virus flu dan patogen lain pada sekitar 25% permukaan yang mereka uji di empat fasilitas pelatihan atletik yang berbeda.
Dr. James Voos, ketua bedah ortopedi di University Hospitals Cleveland Medical Center dan penulis studi ini mengatakan orang-orang di gym berisiko terpapar penyakit menular karena tempat ini mudah menyebarkan infeksi.
Peralatan olahraga juga bisa sangat sulit untuk dibersihkan atau disinfeksi.
"Dumbell dan kettle bells misalnya, logam yang banyak disentuh dengan bentuk aneh. Benda ini tidak mudah dibersihkan," kata Dr. Deverick Anderson, profesor kedokteran dan direktur Duke Center for Antimicrobial Stewardship and Infection Prevention di Duke University Medical Center di Durham, N.C.
Itulah mengapa, kata Dr Anderson, orang harus memahami dan menerima akan ada risiko penularan virus, jika dan ketika mereka kembali mengunjungi gym, terlebih saat pandemi belum selesai.
"Tapi, ada banyak langkah yang bisa dilakukan orang untuk mengurangi risiko itu," sambungnya, dilansir dari New York Times.
Pertama, dan yang paling penting, para ahli sepakat, adalah disineksi diri sendiri dan setiap permukaan yang disentuh di gym.
Baca Juga: Lagi Viral, Intip 5 Momen Tante Ernie Olahraga yang Bikin Keringetan
"Seharusnya ada wastafel dengan sabun sehingga Anda bisa cuci tangan, atau tempat pembersih tangan saat masuk," Radford Slough, pemilik Urban Body Fitness, pusat kebugaran di kota Atlanta.
Ruang gym juga harus menyediakan botol semprotan mengandung desinfektan dengan standar Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) terhadap virus corona, serta kain bersih atau tisu pemutih untuk membersihkan permukaan.
Juga disarankan untuk membawa beberapa handuk bersih.
"Saya akan membawa satu dan diletakkan di bahu kiri untuk menyeka keringat dari tangan dan wajah, jadi saya tidak menyentuh wajah sepanjang waktu, dan haduk lainnya menutupi bangku angkat beban," kata Slough.
Selain itu, jarak fisik di gym juga diperlukan untuk mengurangi kepadatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025