Suara.com - Studi: Lockdown Lebih Awal Bisa Lebih Banyak Selamatkan Nyawa dari Corona
Setiap negara punya cara tersendiri dalam menghadapi dan menangani pandemi virus corona atau Covid-19.
Sebagian negara memilih untuk melakukan tes secara masif, sementara yang lain juga diiringi dengan pembatasan fisik atau lockdown.
Tapi, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sebagian besar kematian akibat virus corona di Amerika Serikat dapat dihindari jika lockdown dapat dilakukan dua minggu lebih awal .
Dilansir dari New York Post, perkiraan oleh pemodel penyakit di Universitas Columbia mengatakan bahwa angka kematian akan menjadi 11.253 pada 3 Mei jika langkah-langkah tinggal di rumah telah diberlakukan pada 1 Maret.
Hingga kini tingkat kematian aktual telah mencapai 65.307. Data pertama kali dilaporkan oleh The New York Times pada Rabu malam.
Angka-angka itu menyimpulkan bahwa menerapkan lockdown dua minggu sebelumnya bisa membuat lebih sedikit korban atau 54.000 kematian pada awal Mei.
Di daerah metro New York saja, 4.300 nyawa akan selamat seandainya pembatasan diberlakukan seminggu sebelumnya, pada 8 Maret, dan diberlakukan secara nasional, menurut perkiraan.
Walikota Bill de Blasio menutup sekolah kota pada tanggal 15 Maret. Perintah tinggal di rumah Gubernur Andrew Cuomo tidak berlaku sampai 22 Maret.
Baca Juga: Angka Kasus Corona 5 Juta Lebih, yang Terbesar di Rusia, Brasil dan India
Temuan ini didasarkan pada pemodelan penyakit menular yang melihat bagaimana berkurangnya kontak antara orang-orang yang dimulai pada pertengahan Maret memperlambat penyebaran virus. Semua model dalam studi ini hanya perkiraan.
Sebagai informasi, menurut data World Meters hingga Kamis (21/5/2020), lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona.
Sementara, lebih dari 300 ribu di antaranya juga meninggal karena penyakit tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025