Suara.com - Tekanan darah tinggi sering digambarkan sebagai 'silent killer'. Karena, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun bila tak diobati.
Tetapi, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa konsumsi 2 porsi produk susu penuh lemak sehari bisa menurunkan risiko terkena penyakit tersebut.
Perlu dipahami bahwa tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas adalah kondisi yang berkaitan dengan risiko tinggi penyakit jantung.
Penelitian oleh para ilmuwan di Universitas McMaster di Kanada pun telah menyarankan beberapa cara untuk menghindari konsumsi susu dan keju yang tinggi lemak.
Sebelumnya, para ahli telah mendesak orang dewasa untuk menghindari produk susu berlemak tinggi agar tetap sehat.
Namun, studi baru sekarang menunjukkan bahwa makanan produk susu justru baik untuk kesehatan Anda yang memiliki tekanan darah tinggi.
Studi ini melibatkan 140 ribu orang dari 21 negara selama 9 tahun. Para peserta diberi kuisioner yang digunakan untuk menilai dietnya selama satu tahun.
"Asupan tinggi susu murni yang tidak rendah lemak dikaitkan dengan prevalensi lebih rendah dari MetS," kata para peneliti dalam jurnal BMJ dikutip dari Express.
Para peneliti juga berharap temuannya akan membantu menginformasikan inisiatif kesehatan di seluruh dunia untuk memerangi masalah kesehatan yang serius.
Baca Juga: Kumur Air Garam Bisa Ringankan Gejala Virus Corona Covid-19, Benarkah?
Penulis penelitian Balaji Bhavadharini mengatakan asupan produk susu dengan lemak utut berkaitan dengan prevalensi lebih rendah dari sindrom metabolik, risiko hipertensi dan diabetes yang lebih rendah selama masa tindak lanjut.
"Jika temuan kami dikonfirmasi dalam uji coba yang cukup besar dan jangka panjang, maka peningkatan konsumsi susu dapat mewakili pendekatan yang layak dan berbiaya rendah untuk mengurangi sindrom metabolik, hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular di seluruh dunia," jelasnya.
Adapun penyebab utama tekanan darah tinggi tidak selalu jelas. Meski begitu, NHS mengatakan faktor-faktor tertentu bisa meningkatkan tekanan darah tinggi, antara lain:
1. Usia di atas 65 tahun
2. Kelebihan berat badan
3. Memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
4. Makan terlalu banyak garam dan kurang asupan buah dan sayur
5. Tidak olahraga teratur
6. Minum terlalu banyak alkohol atau kopi
7. Merokok
8. Jangan banyak tidur
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern