Suara.com - Belakangan perintah menjaga jarak sosial untuk menghindari penyebaran virus corona Covid-19 di Amerika Serikat tak jalan sebagaimana mestinya.
Ribuan orang Amerika justru berkumpul di kota untuk melakukan aksi demonstrasi menentang ketidakadilan sosial atas kematian George Floyd.
Para pakar penyakit menular pun memandang aksi demonstrasi ini justru bisa menyebabkan kemunduran besar untuk mengendalikan virus corona Covid-19 di AS. Sementara, beberapa negara lain sudah bersiap untuk menjalani hidup normal.
"Aksi itu membuat saya merasa ngeri bila jumlah kasus Covid-19 semakin meningkat. Kondisi itu sangat memilukan karena bisa menyebarkan virus corona Covid-19 lebih banyak," kata Dr. Katie Passaretti, direktur medis untuk pencegahan infeksi di Atrium Health di Charlotte, North Carolina dikutip dari CNBC.
Menurutnya, aksi kerusuhan di tengah pandemi global itulah yang membuat angka kasus di AS mencapai 1,7 juta orang sakit dan hampir 105 ribu orang meninggal.
Karena, ahli sudah mengatakan dari awal kalau virus corona Covid-19 bisa menyebar melalui kontak dekat, terutama ketika orang terkontaminasi tetesa cairan pernapasan tubuh sata batuk, bersin, berteriak atau berbicara.
"Jika seseorang melakukan aksi demonstrasi, maka orang itu perlu melakukan tes Covid-19 setelahnya. Karena, pandemi virus ini belum hilang dari Amerika dan berisiko tinggi membunuh orang kulit hitam." kata Walikota Atlanta Keisha Lance Bottoms.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengatakan orang Afrika dan America secara tidak proposional dipengaruhi oleh virus corona Covid-19.
"Hal ini mengkhawatirkan di sejumlah lini, di tengah berbagai situasi mengerikan. Sulit untuk mundur dan percaya semua ini bisa terjadi bersamaan," jelas CDC.
Baca Juga: Waspada! Kurang Tidur Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
Dr. Scott Gottlieb, mantan kepala Food and Drug Administration (FDA) memperingatkan bahwa AS belum melalui pandemi virus corona Covid-19 ini. Rantai penularan virus akan terlihat lebih jelas akibat aksi berkerumun tersebut.
Sebelumnya, Departemen Kesehatan dan Kebersihan Mental Kota New York memprotes soal pandemi, menyarankan semua orang mengenakan masker, pembersih tangan dan memakai pelindung mata.
Sementara itu, lebih dari 100 demonstran terlihat mengenakan masker dan menjaga jarak sosial hingga 6 kaki dari orang lain.
Tetapi, para ahli mengingatkan bahwa masker tidak bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus corona Covid-19. Penggunaan masker bisa membantu mengurangi risiko tertular penyakit.
"Masker tidak sempurna, tetapi lapisan perlindung lebih baik untuk menurunkan risiko daripada tidak mengenakan apapun," katanya.
Passaretti juga menyatakan keprihatinannya bahwa pengunjuk rasa mungkin berpergian ke suatu tempat yang terdampak wabah. Sehingga ia berpotensi menyebarkan virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia