Suara.com - Ketika wabah virus corona menyebar dengan cepat pada Fabruari dan Maret 2020, pemeritah di berbagai negara langsung memberlakukan langkah-langkah penguncian.
Di beberapa negara, aturan ini telah berhasil memperlambat penyebaran virus. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melonggarkan protokol untuk kembali ke kehidupan normal, termasuk Indonesia.
Namun, kelonggaran protokol ini membuat para ahli memperingatkan akan adanya gelombang kedua Covid-19.
Melihat pandemi sebelumnya, yaitu flu Spanyol pada 1918 dan flu babi H1N1 pada 2009, gelombang kedua sangat menghancurkan.
Agar virus dapat menyebar, diperlukan pasukan inang yang rentan dan terinfeksi serta penularan yang berhasil.
Faktor-faktor ini mudah ditangkap oleh jumlah reproduksi (R), jumlah rata-rata kasus baru yang disebabkan satu individu yang terinfeksi.
Nilai R di atas satu berarti jumlah kasus meningkat, sedangkan di bawah satu artinya menurun.
Dilansir The Conversation, sebelum lockdown diberlakukan, nilai R untuk virus corona diperkirakan antara dua dan empat.
Negara-negara seperti Cina, Korea Selatan, Selandia Baru, Inggris, dan sebagian besar negara Eropa, sekarang telah mengurangi nilai ini di bawah satu. Di negara lain, seperti Swedia atau Rusia, nilai R tetap dekat atau di atas satu, yang mencerminkan peningkatan jumlah kasus.
Baca Juga: Tidak Ada Posyandu, Ini Prosedur Imunisasi Anak saat Pandemi
Selama ada orang yang rentan dan terinfeksi dalam populasi, virus dapat menyebar. Bukti terakumulasi bahwa gelombang pertama hanya menghasilkan kekebalan terbatas, jauh di bawah tingkat kekebalan kelompok (herd immunity).
Ketika lockdown dilonggarkan, orang-orang mulai bersosialisasi lagi di tempat umum. Ini mungkin menyebabkan peningkatan nilai R.
Sangat penting untuk menjaga nilai R di bawah atau sama dengan satu. Perubahan nilai R ke 1,2 yang nampak sederhana pun panya kenyataannya dapat menyebabkan gelombang kedua, menunjukkan betapa pentingnya melakukan tindakan kontrol secara benar.
Respon terhadap gelombang kedua dapat menyebabkan penguncian berulang.
Pandemi dapat berlanjut hingga musim gugur dan musim dingin, waktu ketika flu musiman mungkin tejadi. Walau virus corona jenis baru ini tidak terpengaruh cuaca, rumah sakit akan kewalahan apabila Covid-19 dan flu menyerang secara bersamaan.
Hingga akhirnya virus akan bermutasi dan menyebabkan infeksi lebih menular. Kemungkinan mutasi virus inilah yang menyebabkan gelombang kedua flu Spanyol sangat parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini