Suara.com - Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Pratiwi Sudarmono menyebut gelombang kedua penyebaran pandemi Virus Corona atau Covid-19 mungkin saja terjadi di Indonesia.
Pratiwi menyebut, gelombang kedua bisa terjadi karena masyarakat Indonesia hanya takut dengan Virus Corona tanpa diimbangi dengan tindakan pencegahan yang nyata.
"Takut gelombang kedua, tapi justru mereka merasa lebih leluasa untuk pergi ke sana kemari tanpa masker, berkerumun, minum kopi ke restoran dan sebagainya," katanya di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta pada Selasa (2/6/2020).
Selain itu, masyarakat juga terlihat masih banyak yang melakukan pergerakan mudik ke kampung halaman yang sekarang memasuki masa arus balik ke Ibu Kota Jakarta.
"Gelombang kedua itu bisa saja terjadi karena sekarang pergerakan luar biasa dari kemarin lebaran orang pergi mudik kemudian akan kembali lagi ke Jakarta jadi ada pergerakan orang yang banyak juga masuknya ABK atau tenaga kerja dari luar negeri ke Indonesia," ucapnya.
Sementara, Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19-nya terus melakukan perubahan atau bermutasi secara kontinyu karena termasuk ke dalam Virus RNA.
"Karena tidak ada pembatasan yang jelas orang tidak takut lagi sehingga tidak ada orang work from home lagi misalnya maka dengan sendirina kemunkinan tertular itu tinggi," tutup Prof Pratiwi.
Diketahui hingga Senin (1/6/2020), jumlah pasien positif Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 26.940 orang. Terdiri dari pasien yang dirawat 17.662 orang, sembuh 7.637 orang dan meninggal dunia 1.641 orang.
Baca Juga: Sekolah Dibuka Kembali, IDAI Khawatir Terjadi Gelombang Kedua Pandemi
Berita Terkait
-
Darurat Nasional Berakhir, Jepang Terancam Gelombang Kedua Covid-19
-
Jepang Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Covid-19
-
Kasus Virus Corona Kembali Muncul, Jepang Bersiap dengan Gelombang Kedua
-
Terungkap! Alasan Indonesia Bisa Mengalami Gelombang Kedua Covid-19
-
WHO Peringatkan, Negara dengan Kasus Menurun Waspada Puncak Kedua Covid-19
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana