Suara.com - Bikin Petisi, Orangtua di India Tolak Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi
Penolakan pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 juga terjadi di India, di mana para orangtua membuat petisi kepada pemerintah.
Mereka menandatangani petisi 'Tidak ada vaksin, tidak ada sekolah' yang ditujukan pada pemerintah.
Saat ini, India masih dalam kondisi penguncian. Namun, pemerintah telah memungkinkan sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk perlahan-lahan kembali normal.
Keputusan itu membuat para orangtua gelisah dan takut mengirim anak-anak mereka kembali ke sekolah di tengah meningkatnya masalah kesehatan.
Sebuah kelompok yang disebut "Asosiasi Orang Tua" telah menandatangani petisi online yang menuntut sekolah dan perguruan tinggi untuk tetap ditutup. Petisi itu dimulai sejak 01 Juni dan telah banyak dibagikan di media sosial. Sampai sekarang, petisi itu telah ditandatangani sebanyak 419 ribu orang.
Selama pandemi, sebagian besar sekolah di dunia telah mengadopsi sistem e-learning dan kelas video dalam tiga bulan terakhir. Para orangtua di India menyarankan hal itu tetap dilakukan untuk waktu dekat, atau kecuali, vaksin siap tersedia untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sementara itu, seperti diberitakan Times of India, para pejabat pemerintah mengatakan bahwa pembukaan kembali lembaga pendidikan secara bertahap akan didasarkan pada Protokol Operasional Standar dan diikuti oleh lembaga juga kantor lain.
Cina dan negara lain, juga telah mulai membuka sekolah dengan mengikuti ketatnya aturan kesehatan. Namun, tidak seperti India, di mana sekolah telah dibuka dan kembali berjuang melawan pengurangan jumlah Covid-19 yang lebih buruk.
Baca Juga: Ombudsman Minta Kemendikbud Perhatikan Ini Sebelum Kembali Buka Sekolah
Salah satu komentar dalam petisi yang ditandatangani berbunyi, "Ini seperti bermain api ketika kita harus memadamkannya dengan kekuatan penuh. Orangtua harus berjuang melawan kebodohan ini dengan gigi dan kuku."
Salah satu orang tua juga menulis dan mengatakan bahwa akan sangat membahayakan kesehatan anak-anak dan menganggap mereka menguji ketahanan Covid dengan mengirim mereka ke sekolah begitu awal.
Walaupun memastikan kebersihan dan jarak yang cukup di ruang kelas dan bus yang padat tetap menjadi masalah besar bagi kebanyakan orangtua. Kekhawatiran besar lainnya adalah meningkatnya gejala misterius yang terjadi pada remaja atau dewasa muda dan sangat berbeda dari anak-anak.
Meskipun jumlah kasus virus korona positif pada anak-anak tidak banyak tapi mereka dapat menjadi pembawa tanpa gejala dan menularkan infeksi ke orang lain. Laporan baru juga menemukan bahwa salah satu gejala Covid-19 yang menekan pada anak-anak telah dikaitkan dengan sindrom inflamasi multisistem pediatrik, yang merupakan gangguan serius dan mirip dengan penyakit Kawasaki.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?