Suara.com - Berkaca dari kasus Chelsea Olivia yang mengalami kontraksi saat usia kandungannya baru menginjak 3 bulan, ternyata kontraksi bisa sering terjadi di awal kehamilan, dan tidak selalu dikaitkan dengan keguguran.
Penyebabnya beragam dari mulai proses menempelnya sel telur yang telah dibuahi di rahim, perubahan hormon, masalah pencernaan hingga berhubungan seks.
Tapi moms, nggak usah khawatir ada beberapa cara untukmengurangi kontraksi di awal-awal kehamilan, mengutip Verywell Family, Kamis, (4/6/2020) seperti sebagai berikut:
1. Sering mengubah posisi
Banyak gerak juga diperlukan bagi ibu hamil agar otot tidak kaku, peredaran darah lancar sehingga kehamilan jadi sehat. Itulah mengapa disarankan bagi ibu hamil sering-sering mengganti posisi jika biasanya duduk, ganti jadi berbaring, atau berjalan-jalan dengan perlahan bergitu seterusnya.
2. Mandi air hangat
Bersantai sambil berendam air hangat bisa membantu mengendurkan otot dan persendian ibu hamil, termasuk kemampuan otot untuk menopang kandungan.
Jika tidak punya waktu untuk berendam, bisa juga dilakukan dengan berdiri di bawah pancuran air hangat selama beberapa menit.
3. Pastikan tubuh tetap terhidrasi
Kebutuhan cairan ibu hamil lebih banyak daripada keadaan normal, tapi mirisnya banyak yang sering lupa, padahal air juga ampuh untuk menghilangkan gas dan sembelit yang bisa memicu kontraksi.
Cairan dapat menggerakkan makanan yang ada di pencernaan, juga untuk melancarkan buang air besar, mencegah sembelit, atau jika diperlukan mengonsumsi pencahar untuk melunakkan fases.
4. Latihan relaksasi
Yoga adalah olahraga yang paling cocok untuk ibu hamil, selain tidak memakan begitu banyak energi, yoga juga bermanfaat agar tubuh maupun otot rileks dan mengurangi kontraksi.
Baca Juga: 402 Kg Sabu Asal Iran Disita di Sukabumi, Transaksi di Samudera Hindia
Gerakannya bisa berupa berbaring di lantai, dan menyatukan telapak kaki, dan rasakan panggul terbuka. Tutup mata dan bernapas secara perlahan selama lima hingga 10 menit. Bisa juga dibantu dengan meletakkan bantal di kepala dan di bawah punggung bila perlu.
5. Jangan sembarangan minum obat
Beberapa obat seperti aspirin dan obat antinflamiasi nonstreroid (NSAID) sejenis ibuprofen bisa berbahaya untuk kehamilan. Oleh karenanya segalanya penting untuk dikonsultasikan dengan dokter lebih dulu.
Seperti yang diungkap dalam penelitian di 2019 diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology menemukan fakta bahwa NSAID yang dikonsumsi selama awal kehamilan bisa meningkatkan risiko keguguran.
Jadi moms, jangan panik dulu ya!
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?