Suara.com - Imunisasi di kawasan Asia Tenggara mengalami hambatan selama pandemi virus Corona Covid-19.
Para ahli kesehatan memperkirakan jutaan anak-anak di dunia dapat meninggal akibat gangguan pada program imunisasi yang terhambat karena wabah virus corona.
Ada sejumlah alasan mengapa layanan imunisasi sangat terganggu karena pandemi. Di antaranya, orangtua takut dengan paparan Covid-19 jika pergi dari rumah, petugas kesehatan dialihkan untuk menangani pandemi, dan masalah distribusi pasokan vaksin ke klinik.
"Campak sedang meningkat, difteri, kolera. Jadi ini akan menjadi masalah nyata," kata direktur eksekutif Unicef Henrietta Fore dikutip dari BBC.
Menurutnya, dunia telah berhasil menaklukan penyakit-penyakit itu untuk anak-anak. Namun saat ini kembali khawatir lantaran hambatan imunisasi. Ada sekitar 80 juta anak-anak di dunia berusia di bawah satu tahun yang berisiko terdampak akibat masalah imunisasi vaksin.
Data WHO, Unicef, Lembaga Vaksin Sabin dan Gavi, dan Aliansi Vaksin dunia memperkirakan jumlah bayi yang kehilangan imunisasi rutin karena pandemi paling banyak terjadi di Asia Tenggara sejumlah 34,8 juta anak dan Afrika 22,9 juta anak.
Ada pun wabah penyakit mematikan yang dapat dicegah saat ini seperti wabah campak di Nepal, Kamboja, dan Ethiopia. Juga kolera dan demam kuning di Ethiopia.
Johns Hopkins dari Bloomberg School of Public Health menunjukkan gangguan pada layanan kesehatan ini dapat mengakibatkan 6.000 anak meninggal setiap hari.
"Apa yang kami perkirakan sepenuhnya adalah penyakit-penyakit ini akan datang kembali," kata kepala departemen imunisasi dan vaksin WHO Kate O'Brien.
Baca Juga: Antar Anak Imunisasi Saat Pandemi, Ini 5 Panduan dari IDAI untuk Orangtua
"Dan itu artinya, bahwa kita akan melihat kematian anak-anak dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam waktu belakangan ini," tambahnya.
Tetapi situasi yang mengkhawatirkan itu masih dapat dicegah, jika pemerintah bertindak cepat. Hal itu telah menjadi pembahasan dan peringatan kepada para pemimpin global saat bertemu dalam KTT Vaksin Global, di Inggris.
Negara-negara dan organisasi pendanaan diminta untuk memberikan biaya $ 7,4 miliar (sekitar Rp 103 Triliun) untuk memastikan Gavi, Aliansi Vaksin, dapat terus memberikan vaksin yang menyelamatkan jiwa ke beberapa komunitas termiskin di dunia, baik selama pandemi maupun setelahnya.
Pemimpinnya Gavi Dr Seth Berkley mengatakan memastikan sistem imunisasi tetap rutin berjalan secepat mungkin sangat penting.
"Ketika kami dengan cepat bergerak menuju penyediaan vaksin Covid-19, ini adalah sistem yang sama yang akan kami gunakan untuk memberikan vaksin-vaksin yang lain" ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar