Suara.com - Serangan jantung memang sering kali datang mendadak, sehingga sulit untuk diprediksi. Tetapi, ada hal yang perlu Anda perhatikan sebagai salah satu tanda serangan jantung, yakni perubahan detak jantung.
Dilansir dari Express, Roby Rakhit, Konsultan Kardiologis di The Wellington Hospital bagian dari HCA Healthcare UK menyatakan, bahwa penting untuk memahami hubungan antara detak jantung dan risiko serangan jantung.
“Menghitung detak jantung Anda dengan jumlah detak jantung per menit. Denyut jantung normal rata-rata untuk orang dewasa adalah antara 60 hingga 100 denyut per menit (bpm). Tetapi, beberapa atlet terlatih dan profesional olahraga dapat memiliki denyut jantung serendah 40 bpm," jelas Rakhit.
Menurut Dr Rakhit, perubahan dramatis dalam detak jantung baik kenaikan atau penurunan bisa menjadi tanda serangan jantung.
"Paling umum, serangan jantung akan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan ini karena denyut jantung yang lebih tinggi adalah respons jantung terhadap cedera jaringan dan penurunan fungsi" katanya.
"Namun, meskipun jarang, kadang-kadang serangan jantung dapat menyebabkan penurunan detak jantung yang berbahaya karena masalah dengan sistem elektrik jantung. Dalam kasus ini, itu dapat menyebabkan penurunan tekanan darah," imbuhnya.
Menurut dokter Rakhit, secara umum jantung merespons kerusakan, cedera, dan rasa sakit yang disebabkan oleh serangan jantung dengan meningkatkan denyut jantung.
"Serangan jantung yang menyebabkan denyut jantung mencapai atau melebihi sekitar 150 bpm dapat menyiratkan bentuk gangguan irama jantung membahayakan jiwa (takikardia ventrikel) yang timbul dari bilik bawah otot jantung," tambahnya.
Dokter Rakhit menjelaskan kondisi ini mungkin merupakan indikasi serangan jantung yang melibatkan bagian bawah dan belakang jantung. Hal tersebut kadang-kadang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahaya.
Baca Juga: Benarkah Batuk Bisa Jadi Tanda Suatu Penyakit? Ahli Ungkap Faktanya
"Penting untuk memperhatikan adanya perubahan dan segeralah berkonsultasi medis Anda merasa detak jantung Anda tidak normal," ujar Rakhit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?