Suara.com - Sejak dulu kita percaya bahwa minum susu bisa menjadi solusi terbaik bagi kesehatan dan kekuatan tulang.
Namun sebuah studi yang dilakukan North Americal Menopause Society (NAMS) mengatakan kesimpulan tersebut tak seluruhnya benar.
Berdasarkan data dari Study of Women's Health Across the Nation (SWAN) susu memang mengandung nutrisi yang baik, akan tetapi tidak efektif dalam melindungi kekuatan tulang seiring bertambahnya usia.
Dikutip dari Times of India, hal ini benar untuk para perempuan, yang mengalami percepatan kehilangan kepadatan tulang selama menopause.
Walaupun produk susu mengandung nutrisi lebih banyak dibandingkan kelompok makanan lainnya terkait dengan kekuatan tulang, susu masih belum mampu melindungi tulang dari kehilangan nutrisinya.
Tak hanya sulit mempertahankan kepadatan tulang leher, namun juga tak dapat melindungi tulang punggung bagian bawah atau lumbar. Mengonsumsi susu setiap hari juga tak bisa melindungi tulang kita dari risiko fraktur.
Tujuan dari studi tersebut adalah mengobservasi efek rutin meminum susu pada kepadatan tulang punggung dan femoral pada perempuan.
Studi ini menggarisbawahi bahwa seiring perempuan bertambah usia dan mendekati menopause, kepadatan tulang mereka berkurang dan berisiko mengalami osteoporosis.
Sementara laki-laki lebih kecil risikonya mengalami hal tersebut. Usia dan jenis kelamin adalah faktor utama dalam penyakit seperti osteoporosis.
Baca Juga: Daftar Makanan Pencegah Osteoporosis, Konsumsi Setiap Hari Ya
Walaupun begitu, susu tidak juga berbahaya bagi tulang. Susu mengandung 12 nutrisi esensial yang meningkatkan mineralisasi pada tulang, seperti fosfor, kalsium, protein berkualitas tinggi, dan vitamin D.
Susu lebih cocok dikonsumsi oleh anak kecil yang sedang bertumbuh-kembang, karena sangat berguna bagi perkembangan struktur kerangka tulang mereka.
Bagi perempuan dewasa, disarankan untuk mencoba metode lain untuk menguatkan tulang dalam jangka panjang, seperti diet Mediterania dengan mengonsumsi banyak protein tanpa lemak seperti ikan, sayur, buah, dan produk susu rendah-lemak, serta berolahraga seperti angkat beban, berjalan kaki, dan bahkan Tai Chi ataupun yoga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis