Suara.com - Mempersiapkan kelahiran di tengah pandemi virus corona membuat banyak wanita yang tengah mempersiapkan kelahiran buah hatinya melihat berbagai pilihan tentang bagaimana dan di mana mereka akan melakukan persalinan.
Hal ini juga dirasakan oleh Christina Mares. Sekitar 35 minggu dalam kehamilannya, ia telah merencakan kelahiran di luar rumah sakit. Namun, kekhawatiran dari virus corona telah mendorongnya mempertimbangkan pilihan lain.
"Saya sebenarnya tidak membayangkan ini sama sekali. Ada semacam tekanan karena tidak tahu siapa yang bisa terinfeksi atau apa yang bisa menginfeksi sehingga (pilihan yang dibuatnya) semacam penelitian yang berasal dari ketakutan," katanya, dikutip Fox News.
"Berada jauh di rumah sakit dan di tempat yang lebih tenang di mana saya tidak perlu memikirkan virus, lebih menenangkan bagi saya," sambungnya.
Austin Area Birthing Center (ABC) di Texas mengatakan mereka telah melihat peningkatan 'substansial' dalam banyaknya wanita yang mempertimbangkan rencana kehamilan sejak pandemi dimulai.
"Di Austin wilayah Utara, kami memili peningkatan permintaan persalinan sebesar 43%, begitu pula di Austin wilayah Selatan yang meningkat 51%," kata direktur klinik Samantha Evans.
"Pertanyaan pertama yang kami dapatkan di bulan Maret adalah orang-orang sangat khawatir tentang risiko infeksi jika pergi ke rumah sakit," lanjutnya.
American College of Obstetrics and Gynaecologists memperhatikan tren yang sama. Brenna Hughes, Vice Chair of Obstetrics and Quality di Duke University mengatakan kekhawatiran yang dialami wanita ini dapat dimengerti.
Hughes mengatakan, sampai sekarang, masih terlalu dini untuk menentukan apa yang bisa terjadi pada bayi selama kehamilan, tetapi menambahkan sejauh ini data yang ada dari pakar kesehatan dan WHO telah cukup meyakinkan.
Baca Juga: Orangtua, Ini Penyebab Turun Berok Pada Bayi Baru Lahir
"Kita perlu mengumpulkan lebih banyak data yang tersebar luas di AS ... tapi sejauh ini tampaknya tidak ada efek besar pada risiko bayi dalam kandungan, sehingga kita belum benar-benar melihat risiko penularan yang signifikan," katanya.
Mamang ada beberapa laporan penularan, namun kasus tersebut sedang dipantau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?