Suara.com - Jerman mengalami kepanikan tentang gelombang kedua virus corona saat lebih dari 600 orang dinyatakan positif pabrik pemprosesan daging di Gütersloh, di barat laut Jerman.
Dilansir dati The Sun, produsen daging Tönnies meminta maaf atas wabah tersebut dan menghentikan operasi mereka. Lebih dari 1.000 pekerja telah diuji sejauh dan masih ada sisa ribuan spesimen lainnya yang masih dalam proses.
Semua pekerja dan semua orang yang berhubungan dengan mereka telah diberitahu untuk isolasi sementara menunggu hasil tes. Pemerintah setempat juga telah menutup sekolah dan pusat pengasuhan anak di wilayah tersebut hingga akhir bulan.
Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan dia menyambut langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran virus lebih lanjut di daerah tersebut.
Sementara pihak berwenang mengatakan mereka khawatir pada seberapa cepat virus itu menyebar di kompleks apartemen di pinggiran selatan Neukölln.
Tanggapan Jerman terhadap pandemi sebelumnya telah dipuji sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Sebab, meskipun memiliki populasi terbesar di Uni Eropa, Jerman mencatat kematian jauh lebih sedikit daripada Inggris, Italia, Prancis, dan Spanyol.
Pada Senin (15/6/2020), Jerman membuka perbatasannya untuk pelancong dari seluruh UE, ditambah Inggris, Swiss, Norwegia, Islandia, Liechtenstein.
Angka-angka terbaru dari Robert Koch Institute i menunjukkan angka kematian semalam Jerman naik 26 menjadi 8.856, dengan total nasional 187.764 kasus.
Merkel mengumumkan bahwa ia memperpanjang larangan pertemuan besar termasuk festival di luar ruangan dan pekan raya sampai akhir Oktober.
Baca Juga: Mini GT Edition Diboyong ke Indonesia, Hanya Tersedia 30 Unit
Setelah bertemu 16 perdana menteri negara bagian, Kanselir mendesak warga untuk tetap berhati-hati dan tetap berpegang pada aturan jarak sosial untuk mencegah gelombang infeksi Covid-19 yang lain.
650 kasus baru di Gütersloh terdeteksi berkat pengujian luas di pabrik pengolahan daging setelah wabah serupa terjadi di Münster dan Coesfeld.
Bulan Mei, Jerman setuju untuk melarang penggunaan pekerja sementara di rumah pemotongan hewan.
Serangkaian infeksi menyoroti kondisi kerja yang buruk di industri dan perumahan bersama yang sempit yang digunakan oleh banyak pekerja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis