Suara.com - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry menyebutkan, bahwa masalah tidur seperti pola tidur yang buruk terkait dengan masalah gangguan mental.
Dilansir dari Science Daily, sebuah tim yang berbasis dari Universitas Reading, Universitas Goldsmith, dan Universitas Flunders meneliti sebanyak 4.790 remaja untuk mengetahui bagaimana kualitas dan kuantitas tidur yang buruk terkait dengan depresi.
"Penelitian terbaru ini adalah bukti lain untuk menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tidur dan kesehatan mental untuk remaja. Studi ini menyoroti bahwa orang-orang muda yang mengalami depresi dan kecemasan telah sangat mengalami tidur yang buruk selama remaja," kata Dr. Faith Orchard, Dosen Psikologi Klinis di Universitas Reading.
Hal yang paling terlihat dalam penelitian itu adalah perbedaan antara rata-rata tidur pada mereka yang mengalami depresi dan tidak. Orang-orang yang mengalami depresi rata-rata 30 menit lebih telat untuk tertidur daripada mereka yang tidak mengalami depresi.
Pada penelitian tersebut, para remaja diminta untuk melaporkan sendiri kualitas dan kuantitas tidur melalui serangkaian masalah. Para peneliti menemukan bahwa kelompok kontrol remaja yang tidak mengalami depresi rata-rata mendapatkan sekitar delapan jam tidur dan sedikit peserta tidur hingga sembilan setengah jam di akhir pekan.
Sementara itu, kelompok yang memiliki diagnosis depresi diketahui tidur kurang dari tujuh setengah jam dan lebih dari sembilan jam tidur pada akhir pekan.
"National Sleep Foundation merekomendasikan agar remaja berusia antara 14-17 tahun membutuhkan sekitar 8-10 jam tidur setiap malam. Yang penting di sini adalah bahwa kelompok dengan diagnosis depresi paling jelas berada di luar rekomendasi ini selama seminggu, tidur rata-rata 7,25 jam di setiap malam hari sekolah," ujar Profesor Alice Gregory dari Universitas Goldsmiths.
Kelompok depresi melaporkan total rata-rata tidur 3325 menit seminggu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melaporkan 3597 menit per minggu. Artinya, kelompok depresi rata-rata mendapatkan 272 menit atau tiga setengah jam kurang tidur dalam seminggu.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa hubungan antara tidur dan kesehatan mental untuk remaja adalah jalan dua arah," ujar dokter Orchard.
Baca Juga: Studi: Seseorang Tidur Lebih Baik Hanya dengan Mencium Bau Baju Pasangan
"Sementara kebiasaan tidur yang buruk dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk, kami juga melihat bagaimana tidur pada remaja dengan depresi dan kecemasan dapat memiliki dampak besar pada kesejahteraan mental mereka," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan