Suara.com - Sebuah studi global menemukan bahwa telah terdapat mutasi virus corona Covid-19 yang dominan saat ini. Para peneliti menyebut mutasi baru dengan G614.
Dilansir dari CNN, mutasi baru virus corona jenis ini lebih mungkin menginfeksi orang atau daya infeksi lebih tinggi. Tetapi tingkat keparan tidak meningkat dari jenis mutasi sebelumnya.
"Sekarang, ini adalah bentuk dominan yang menginfeksi orang," kata Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium yang bekerja pada penelitian ini.
Studi tersebut diterbitkan di jurnal Cell pada Kamis (2/7/2020).
Sekarang tim tidak hanya memeriksa lebih banyak urutan genetik, tetapi mereka juga menjalankan eksperimen yang melibatkan orang, hewan, dan sel dalam laboratorium yang menunjukkan versi mutasi lebih umum dan lebih menular daripada versi lain.
"Kami tahu bahwa virus baru itu lebih bugar. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Saphire.
Mutasi memengaruhi protein spike atau struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi. Para peneliti sedang memeriksa untuk melihat apakah virus corona mutan ini dapat dikendalikan oleh vaksin.
Vaksin saat ini sedang diuji sebagian besar menargetkan protein lonjakan, tetapi mereka dibuat menggunakan strain virus yang lebih lama.
"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 di spike telah menyebar lebih cepat daripada D614 (mutan yang menyebar sebelumnya)," kata ahli biologi teoritis, Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporannya.
Baca Juga: Kabar Baik, Uji Vaksin Covid-19 pada Manusia Tunjukkan Hasil Awal Positif
Para peneliti juga mengaskan, bahwa mutan G tiga sampai 9 kali lebih menular dari mutan bentuk D.
"Semua hasil sepakat bahwa bentuk G tiga sampai sembilan kali lebih menular daripada bentuk D," kata Korber.
"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?