Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO resmi menghentikan uji coba klinis hidroksiklorokuin dan lopinavir atau ritonavir yang disebut sebagai obat untuk pasien Covid-19.
Penghentian uji coba itu berdasarkan rekomendasi dari Komite Pengarah Internasional Solidaritas Trial saat KTT WHO pada 1-2 Juli tentang penelitian dan inovasi Covid-19.
Komite Pengarah Internasional itu merumuskan rekomendasi berdasarkan bukti dari uji coba perbandingan pengobatan antara hidroksiklorokuin dengan perawatan standar dan lopinavir atau ritonavir dengan perawatan standar.
"Hasil uji coba sementara ini menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin dan lopinavir atau ritonavir menghasilkan sedikit atau tidak ada pengurangan dalam kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit jika dibandingkan dengan standar perawatan," demikian tertulis dalam situs resmi WHO sebagaimana dikutip Suara.com, Minggu (5/7/2020).
Dari hasil sementara uji coba perbandingan itu ditemukan bahwa masing-masing obat tidak memberikan bukti kuat peningkatan mortalitas.
Namun, ada beberapa sinyal keselamatan yang terkait dalam temuan laboratorium klinis uji coba add-on Discovery, seorang peserta dalam uji Solidaritas. Ini juga akan dilaporkan dalam publikasi peer-review.
Keputusan ini hanya berlaku untuk pelaksanaan uji coba Solidaritas pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan tidak mempengaruhi evaluasi yang mungkin dalam penelitian lain hidroksiklorokuin atau lopinavir atau ritonavir pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit atau sebagai profilaksis pra atau pasca pajanan untuk Covid-19.
Sebelumnya WHO sempat menyatakan menunda uji klinis hidroksiklorokuin, 25 Mei 2020. Namun tak lama pada 3 Juni WHO memberikan pengumuman kembali melanjutkan uji coba.
Keputusan badan kesehatan PBB itu muncul setelah sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin dapat meningkatkan risiko kematian di antara pasien Covid-19.
Baca Juga: Ditunggu! 2 Pekan Lagi WHO Dapatkan Hasil Awal Uji Coba Obat Covid-19
Kelompok eksekutif yang disebut Solidarity Trial, di mana ratusan rumah sakit di seluruh dunia telah mendaftarkan pasien untuk menguji beberapa kemungkinan perawatan untuk Covid-19, mengambil keputusan tersebut sebagai tindakan pencegahan.
Komite keamanan dan pemantauan data dari Solidarity Trial telah meninjau data tersebut.
"Atas dasar data kematian yang tersedia, anggota komite merekomendasikan bahwa tidak ada alasan untuk memodifikasi protokol percobaan," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah briefing berita virtual.
Kelompok eksekutif menerima rekomendasi dan mendukung kelanjutan uji klinis hidroksiklorokuin.
"Komite keamanan dan pemantauan data akan terus memantau dengan seksama keamanan semua terapi yang diuji dalam Solidarity Trial," kata Tedros.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?