Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus segera mendapatkan hasil uji klinis yang sedang dilakukan dari obat-obatan yang mungkin efektif mengobati pasien COVID-19, kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (4/7/2020).
"Hampir 5.500 pasien di 39 negara sejauh ini telah dilibatkan dalam uji coba Solidaritas," katanya saat konferensi pers, merujuk pada riset klinis PBB yang sedang dilakukan.
"Kami mengharapkan hasil sementara dalam dua pekan ke depan," sambungnya sebagaimana dilansir Antara dari Reuters.
Uji coba Solidaritas dimulai dalam lima tahap dengan melihat pendekatan pengobatan potensial COVID-19 dari pengobatan standar, remdesivir, obat anti-malaria yang digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump, hydroxychloroquine, obat HIV lopinavir/ritonavir, dan lopanivir/ritonavir yang dikombinasikan dengan interferon.
Awal bulan ini WHO menghentikan uji coba hydroxychloroquine pada pasien COVID-19 setelah penelitian menunjukkan tidak adanya manfaat dari obat tersebut, namun banyak pekerjaan yang masih diperlukan untuk melihat apakah obat itu cukup efektif sebagai obat pencegahan.
Kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan tidak bijaksana untuk memprediksi kapan sebuah vaksin bisa siap melawan COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis baru dan telah menelan lebih dari setengah juta orang.
Sementara calon vaksin mungkin menunjukkan kemanjurannya pada akhir tahun, pertanyaannya adalah seberapa cepat vaksin itu dapat diproduksi secara massal, katanya kepada asosiasi jurnalis PBB ACANU di Jenewa.
Tidak ada vaksin yang terbukti melawan penyakit COVID-19 untuk saat ini, sementara 18 calon vaksin sedang diujikan pada manusia.
Pejabat WHO mempertahankan respons mereka terhadap virus yang muncul di China tahun lalu, dengan mengatakan bahwa mereka telah diarahkan oleh ilmu pengetahuan ketika virus itu berkembang. Ryan menuturkan apa yang ia sesalkan adalah bahwa rantai pasokan global putus, sehingga membuat para staf medis tidak memiliki alat pelindung.
Baca Juga: Optimistis, India Targetkan Vaksin Covid-19 Ditemukan Pertengahan Agustus
"Saya menyesal bahwa tidak ada akses yang merata untuk mendapatkan alat COVID. Saya menyesal bahwa sejumlah negara memiliki lebih banyak dari yang lain, dan saya menyesal bahwa petugas lini terdepan meninggal karena (itu)," katanya.
Ia mendesak negara-negara agar terus mengidentifikasi klaster baru COVID-19, melacak orang yang terinfeksi dan mengisolasi mereka untuk membantu memutus rantai penularan.
"Mereka yang duduk di sekitar meja kopi dan berspekulasi serta berbicara (tentang penularan) tidak mencapai apa-apa. Mereka yang mengejar virus mencapai sesuatu," katanya.
Berita Terkait
- 
            
              Optimistis, India Targetkan Vaksin Covid-19 Ditemukan Pertengahan Agustus
- 
            
              Alhamdulillah, Brunei Laporkan Nol Kasus Baru Covid-19 selama 58 Hari
- 
            
              Sabtu 4 Juli, Jumlah Kasus Covid-19 di DKI Tembus 12 Ribu Orang, 268 Sembuh
- 
            
              Catat! Museum Gunung Merapi Segera Dibuka Bulan Juli
- 
            
              Temui Stafus Presiden, Walikota Mataram Ungkap Cara Kreatif Tekan Covid-19
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
Terkini
- 
            
              Habis Diguyur Hujan Deras, 33 RT di Jaksel Kebanjiran, Ini Lokasi-lokasinya!
- 
            
              Jakarta Selatan Diterjang Banjir: 5 RT Terendam, Warga Mengungsi!
- 
            
              Rawan Dimanipulasi, Mahasiswa Siap Kawal Transparansi Pemilihan Dekan UI
- 
            
              Waspada Banjir Jakarta! BMKG Peringatkan Hujan Petir Siang Ini, Jakbar dan Jaksel Siaga
- 
            
              Prabowo Panggil Menteri, Nasib Utang Whoosh Rp116 Triliun di Ujung Tanduk?
- 
            
              Geger Skandal Whoosh, Akademisi Sebut Jokowi, Luhut, Erick Thohir dan 2 Menteri Layak Diperiksa
- 
            
              Diperiksa 7 Jam, HP Laptop Disita, Ini Kasus yang Menyeret Nama Wakil Wali Kota Bandung Erwin
- 
            
              Geger Dugaan Korupsi Pemkot Bandung, Wawali Erwin Terancam Dicekal, Ini Kata Kajari
- 
            
              GEMAS Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Langgar Amanah Reformasi!
- 
            
              Mensos Minta PPATK Awasi Rekening Penerima Bansos Agar Tak Dipakai Main Judol