Suara.com - Bergerak dan berlarian adalah bagian dari keseharian anak-anak yang pastinya sulit untuk Anda kekang. Oleh karena itu, tak heran kalau anak bisa tiba-tiba terjatuh hingga terluka. Anak jatuh terluka di kepala mungkin sudah jadi hal yang biasa terjadi. Orangtua harus tahu pertolongan pertama anak jatuh terluka di kepala.
Terlebih, kalau luka di kepala terbuka dan mengeluarkan darah alias kepala bocor. Apa yang sebaiknya dilakukan?
Ahli neurologi anak, dr. Lies Dewi Nurmalia, Sp.A(K), mengingatkan langkah pertama adalah jangan panik. Pastikan lebih dulu kondisi anak sadar atau tidak. Jika anak dalam kondisi sadar dan menangis, itu jadi pertanda baik dibanding anak pingsan tidak sadarkan diri.
"Kalau ada luka terbuka, bersihkan dengan air matang, lebih bagus lagi dengan alhokol 70 persen, tekan selama 3 menit. Kalau darah berhenti, berarti itu hanya pembuluh darah kecil yang terluka," ujar dr. Lies dalam live IG Ikatan Dokter Indonesis (IDAI), Selasa (7/7/2020).
Tapi apabila luka ditekan selama tiga menit tidak juga berhenti, maka segeralah dibawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Penghentian luka bisa dengan dijahit dan sebagainya, karena itu tandanya luka cukup dalam.
"Apabila setelah ditekan tapi darah masih mengalir, itu berarti robeknya dalam, harus segera ditangani," paparnya.
Biasanya sebagai pertolongan pertama, orangtua suka mengoleskan salep heparin gel pada luka. Cara ini sebaiknya dihindari, karena penggunaannya bisa menghalangi trombosit pembuluh darah membentuk sumbatan yang bisa menambal luka agar tidak semakin lebar.
Mengingat tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk menyembuhkan luka, salah satunya trombosit pembuluh darah yang membentuk sumbatan luka tersebut.
"Pada 24 sampai 48 jam setelah terluka, tidak boleh diberikan (heparin gel), karena ketika ada trauma atau benturan, trombosit dinding pembuluh darah akan membentuk sumbatan plak pembuluh darah," paparnya.
Baca Juga: Sebelum Menemui Dokter, Berikut Pertolongan Pertama pada Radang Tenggorokan
"Kalau diberikan heparin gel bisa menganggu fungsi tersebut. Bukannya baik, malah tidak baik, selama 24 sampai 48 jam cukup kompres dnegan air dingin saja," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan