Suara.com - Jawa Timur menjadi tempat persebaran virus corona dengan angka tertinggi beberapa minggu belakangan. Jumlah kasus di Jawa Timur mencapai lebih dari 16.600, lebih tinggi dari DKI Jakarta yang mencapai kurang lebih 14.500 kasus.
Per 12 Juli 2020, penambahan kasus virus corona di Indonesia mencapai 1.681 infeksi. Sepertiganya berasal dari Jawa Timur, yakni mencapa 518 kasus dalam sehari. Sementara angka DKI Jakarta mencapai 404 kasus.
Melalui The Conversation, Dosen Epidemilogi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, M. Atoillah Isfandiari menganalisis bagaimana Jawa Timur bisa memiliki kasus Covid-19 yang lebih tinggi.
"Ada dua penyebab utama mengapa saat ini Jawa Timur menjadi provinsi yang melampaui DKI Jakarta dalam jumlah kasus Covid-19 maupun pertambahan kasus baru," catat Isfandiari.
"Pertama, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di Jawa Timur yang masih relatif rendah dan kedua, lemahnya kebijakan kesehatan terkait penanganan wabah ini di Jawa Timur," tambahnya.
Menurut Isfandiari, contoh tingkat kepatuhan yang rendah oleh masyarakat Jawa Timur adalah ketidakmauan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, hingga jaga jarak fisik.
"Misalnya, angka ketidakpatuhan penggunaan masker di Jawa Timur mencapai 70 persen saat berakvitas ekonomi dan sosial di luar rumah. Artinya hanya sekitar sepertiga penduduk yang memakai masker saat berinteraksi di ruang publik," catat Isfadiari.
Angka tersebut didapat dari hasil survei evaluasi implementasu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik). Survei ini digelar Pergimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Kesehatan masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Jawa Timur serta Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Kesehatan masyarakat Unair.
Pada survei tersebut, bahkan responden menyatakan bahwa mereka tidak menjahga jarak fisik 1-2 meter di luar rumah. Angka dalam pelanggaran jaga jarak ini mencapai 62 persen.
Baca Juga: Ahli Virus Hong Kong Kabur ke AS, Klaim Bawa Pesan Kebenaran Covid-19
Sementara penyebab kedua, Isfadiari menyatakan bahwa kebijakan yang lemah juga menjadi salah satu sebab naiknya kasus virus corona di Jawa Timur.
"Salah satu kebijakan yang harus diterapkan di ketiga daerah ini, juga di 7 kabupaten/kota lain yang zona merah dan 22 kabupaten/kota zona oranye, adalah pembatasan mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat," tulis Isfadiari.
"Akan tetapi kenyataan di lapangan, saat ini tidak ada kebijakan dengan penegakan sanksi tegas yang terkait pembatasan tersebut," imbuhnya.
Alasan lain menurut Isfadiari, kenaikan kasus di Jawa Timur juga dipicu oleh rendahnya pengujian virus corona.
"Hanya 1.568 tes per 1 juta penduduk atau 3.872-3.992 tes per hari," tulis Isfadiari dalam The Conversation.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?