Suara.com - Perstiwa langka, seorang perempuan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat hamil kilat dalam waktu 1 jam dan langsung melahirkan bayi laki-laki terjadi pada hari Sabtu (19/7/2020) sekitar pukul 21.30 WIB.
Kehamilan kilat yang dialami perempuan bernama Heni itu pun cukup menggemparkan warga sekitar dan publik. Karena, ia juga melahirkan bayinya dalam kondisi sedang menstruasi.
Meski wanita dengan kehamilan kriptik tidak merasakan gejala, dokter perlu mempertimbangkan bahwa wanita usia subur dengan gejala kehamilan mungkin saja hamil walau ia menyangkalnya.
Dilansir dari Medical News Today, wanita dengan kehamilan kriptik psikotik bisa mengalami berbagai gejala. Satu-satunya gejala yang mungkin diperhatikan oleh wanita dengan kehamilan kriptik nonpsikotik adalah persalinan tak terduga.
Satu hal yang membuat dokter sulit mendiagnosis kehamilan kriptik, karena seseorang tidak pernah konsultasi. Selain itu, seseorang mungkin terlah berkonsultasi tapi tidak mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kehamilan kriptik ini tidak hanya berisiko pada bayi yang dilahirkan, tetapi juga ibu yang melahirkan. Wanita bisa mengalami gangguan kejiwaan tanpa menyadari gejalanya dan menyangkal kenyataan.
Sementara, wanita lain tanpa penyakit mental mungkin bisa mengalami stres dan konflik tentang kehamilan kriptiknya.
Komplikasi kehamilan kriptik
Tak hanya penyakit mental dan penolakan, wanita hamil kriptik juga berisiko mengalami komplikasi. Tingkat kehamilan kriptik menurun dari 1 dalam 475 kehamilan pada 20 minggu menjadi 1 dalam 2500 kehamilan ketika persalinan terjadi.
Baca Juga: Kepatuhan Memakai Masker Mencegah Penularan Virus Corona di Salon
Karena, wanita dengan kehamilan kriptik tidak bisa mengetahui masa kehamilan, mereka mungkin bisa mengalami gangguan emosional.
Setelah melahirkan, wanita juga bisa memutus hubungannya dengan si bayi, meningkatkan risiko pelecehan, penelantaran anak dan kematian.
Tindakan penolakan terhadap kehamilan kriptik itulah yang bisa berisiko menyebabkan komplikasi pada bayinya, seperti lahir prematur, tubuh berukuran kecil, perlu rawat inap hingga kematian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak