Suara.com - Penguasa Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz diberitakan mengalami radang kantong empedu dan harus menjalani operasi pengangkatan kantong empedu beberapa hari lalu.
Kini, pemimpin berusia 84 tahun itu dilaporkan telah meninggalkan Rumah Sakit King Faisal di ibu kota Riyadh usai dinyatakan pulih, seperti dilaporkan Kantor Berita SPA pada Kamis (30/7).
Lalu, apa itu penyakit radang kantong empedu?
Dikutip dari laman Alodokter, radang kantong empedu secara medis disebut sebagai kolesistitis. Penyakit ini biasanya terjadi ketika aliran cairan empedu dari kantong empedu menuju usus terhalang oleh batu empedu.
Radang kantong empedu juga dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, seperti tumor di pankreas atau hati atau infeksi bakteri pada sistem saluran empedu.
Meskipun jarang, infeksi empedu juga bisa terjadi akibat komplikasi penyakit penyerta lain, seperti diabetes atau HIV.
Kantong empedu sendiri merupakan organ kecil berbentuk seperti buah pir yang terletak di sisi kanan area abdomen, tepatnya berada di balik organ hati.
Fungsi kantong empedu adalah menyimpan cairan pencernaan yang dialirkan ke usus halus, yang disebut sebagai zat empedu.
Terbentuknya batu empedu berpotensi menghambat aliran zat empedu, sehingga menyebabkan penumpukan zat di kantong empedu.
Baca Juga: 10 Hari Setelah Operasi Batu Empedu, Begini Kondisi Miing Bagito
Kolesistitis yang tidak mendapatkan penanganan bisa memicu kerusakan kantong empedu secara permanen.
Lalu, apa saja gejala yang dialami oleh penderita radang kantong empedu?
Gejala utama yang dirasakan adalah nyeri hebat di perut bagian kanan atas dan bisa menjalar hingga ke punggung atau bahu kanan. Rasa nyeri ini bisa berlangsung selama beberapa jam dan terasa semakin parah saat menarik napas atau ketika perut ditekan.
Penderita juga akan merasakan nyeri pada kantong empedu saat makan dalam porsi besar atau mengonsumsi makanan berminyak.
Selain itu, radang kantong empedu juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti demam, mual dan muntah, keringat dingin, nafsu makan hilang, kulit dan mata tampak kuning, perut kembung, serta muncul tonjolan di perut.
Tindakan operasi pengangkatan kantong empedu atau kolesistektomi biasanya akan dilakukan pada kasus yang parah. Operasi yang disebut kolesistektomi ini juga dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya infeksi empedu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan