Suara.com - Indonesia akan segera melakukan uji klinis fase tiga pada kandidat vaksin Covid-19 buatan Tiongkok dengan metode terapi farmakologi.
Saat ini Indonesia memang tergabung sebagai anggota riset Solidarity Trial WHO melalui perwakilan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung atau UNPAD.
Farmakologi sendiri merupakan ilmu pengetahuan tentang obat-obatan. Ilmu tersebut mempelajari tentang obat-obat baru untuk penyembuhan penyakit, serta mempelajari efek samping obat serta teknologi baru terhadap penyakit.
Uji klinis kandidat vaksin yang dikembangkan Sinovac Biotechini ini nantinya akan melihat kemampuan vaksin sebagai imunomodulator atau zat yang memperkuat sistem imun untuk melawan Covid-19.
“Hal ini menyebabkan herbal di Indonesia sudah dilakukan uji klinik untuk imunomodulator,” ujar Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad Prof. Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt mengutip laman resmi UNPAD, Selasa (4/8/2020).
Dalam praktik uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia, FK UNPAD bekerjasama dengan perusahaan farmasi lokal, PT Bio Farma.
"Adapun dua kandidat lain vaksin Covid-19 uji klinis dan transfer teknologi berkolaborasi dengan industri farmasi nasional, yaitu BCHT (Sinopharm) dan Kalbe Farma (Genexine),” ungkap Direktur Registrasi Obat Badan POM RI Dr. Lucia Rizka Andalusia.
Di sisi lain, kata Prof. Keri, Konsorsium Nasional Multicenter Clinical Trial Indonesia juga sudah melakukan uji klinis terhadap obat yang beredar di Indonesia, baik herbal maupun kimia.
Khususnya penelitian mengenai kemampuan obat dalam memperkuat imun sebagai suplemen herbal hingga jamu-jamuan.
Baca Juga: India Siap Mulai Uji Klinis Tahap II dan III untuk Vaksin Covid-19
Selain itu, ada juga potensi dari Quinine Sulfate atau zat yang diisolasi dari kulit kina dan digunakan sebagai antimalaria dalam mengatasi Covid-19 (secara in vitro) dibanding klorokuin dan hidrosiklorokuin.
"Hal ini menjadi keuntungan bagi Indonesia karena ini merupakan bahan alam dari Indonesia. Kemudian di Konsorsium Ikatan Apoteker Indonesia, dilakukan uji klinis pada Soman2, OB Herbal, VipAlbumin, dan TehDia," tutup Prof. Keri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya