Suara.com - Beberapa jenis terapi fisik khusus membantu pasien Covid-19 agar bernapas lebih mudah. Jenis terapi fisik ini disebut terapi manual yang sedikit berbeda dari terapi fisik tipikal dan sudah terbukti ampuh pada beberapa pasien Covid-19.
Manfaat terapi fisik manual untuk pasien Covid-19 ini pun dirasakan oleh Dr Douglas Dieterich yang sempat kesulitan duduk setelah sembuh.
"Ketika saya pertama kali keluar dari rumah sakit pada akhir April 2020, saya tidak bisa duduk selama 30 menit. Tingkat saturasi oksigen saya pun turun ketika saya mencoba berdiri dan bergerak," kata Dr Douglas Dieterich dikutip dari Fox News.
Dr Douglas Dieterich, seorang hepatologis di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, terinfeksi virus corona Covid-19 pada bulan Maret 2020 dan menghabiskan lebih dari 3 minggu di ICU dan rumah sakit.
"Terapi fisik untuk saya sebelum terinfeksi virus corona biasanya umum pada cedera ortopedi. Terapi ini berbeda dengan terapi manual," jelas Dr Douglas.
Setelah sembuh dari virus corona Covid-19 dan diperbolehkan pulang, Dr Douglas pun menjalani terapi fisik manual untuk membantu persendian dan tulang rusuknya bekerja.
Dokter pun menjelaskan cara mereka berurusan dengan jarak sosial selama perawatan. Karena, paparan virus corona Covid-19 perlu menjadi perhatian bagi terapis.
"Kami melakukan terapi virtual, dia (terapis atau dokter) mengajari saya teknik memijat sendiri untuk otot-otot di antara tulang rusuk saya. Tindakan bernapas otomatis, tetapi kedalaman napas tergantung pada fungsi otot dan tulang rusuk," kata Valerie Harris, yang mempraktikkan terapi fisik manual di Thrive Integrated Physical Therapy di New York City.
Valerie Harris, mengatakan terapi fisik bisa bekerja untuk meningkatkan fungsi respirasi yang efisien melalui pelepasan jaringan lunak tulang rusuk dan otot-otot dada.
Baca Juga: Anjing Bisa Deteksi Virus Corona Lewat Air Liur Manusia, ini Buktinya
Mobilisasi sendi tulang rusuk individu dan tulang belakang dada bisa mengembalikan gerakan alami tubuh yang diperlukan untuk inhalasi atau ekshalasi penuh.
Terapis fisik mengatakan menggabungkan latihan pernapasan selama dan setelah teknik ini memungkinkan untuk ekspansi paru-paru yang lebih besar dan bisa membantu difusi oksigen lebih besar ke seluruh tubuh.
Menurut pakar kesehatan, virus corona Covid-19 ini menyebabkan peradangan dan menyerang jaringan paru-paru. Akibatnya, pernapasan menjadi terganggung dan biasanya pasien virus corona melemah.
"Selama berminggu-minggu menjalani perawatan di rumah sakit, otot-otot tubuh pasti menjadi sangat kencang. Sehingga pasien sulit menarik napas dalam. Terapi fisik manusla ini bisa membantu tulang rusuk untuk terpisah ketika kita menarik napas dalam," kata Dr Douglas.
Selain menangani mobilitas tulang rusuk, dokter juga mengatakan terapi ini fokus pada diafragma otot, tepat di bawah tulang rusuk.
"Diafragma adalah otot utama pernapasan dan selama inspirasi itu berkontraksi dan menarik ke bawah," kata Valerie.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya