Suara.com - Viagra, Levitra, dan Cialis, merupakan obat umum yang dikonsumsi bagi pria penderita disfungsi ereksi. Sebuah penelitian baru dari Swedia menunjukkan obat-obatan tersebut juga bisa membantu memperpanjang hidup pria yang menderita kanker usus besar.
Studi observasi yang terbit di Nature Communications menemukan risiko kematian dini menurun sebesar 18 persen di antara pasien kanker usus besar yang mengonsumsi obat disfungsi ereksi itu.
Penulis studi Wuqing Huang, Ph.D. mahasiswa di Universitas Lund, mengatakan bahwa obat penghambat enzim PDE5 tersebut memiliki potensi anti-kanker.
Studi ini dilakukan berdasarkan bukti praklinis yang sudah tersedia, yang mana obat penghambat enzim PDE5 dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan tumor pada tikus.
“Kami mencoba mengeksplorasi ini menggunakan data medis dunia nyata di Swedia,” kata Huang, dilansir Fox News.
Menggunakan database nasional, peneliti mengidentifikasi pria Swedia yang didiagnosis dengan kanker usus besar antara tahun 2005 dan 2014.
Tim peneliti menganalisis data pada lebih dari 11.300 pasien yang tidak mengonsumsi obat disfungsi ereksi, membandingkannya dengan sekitar 1.100 pasien yang meminum obat tersebut.
Setelah empat tahun menganalisis, 10 persen dari kelompok pengguna obat disfungsi ereksi meninggal karena kanker usus besar. Sedangkan tercatat ada 17,5 persen kematian pada kelompok yang tidak mengonsumsi obat itu.
Para peneliti mengatakan obat tersebut mungkin memiliki efek menguntungkan pada sistem kekebalan, mengingat operasi kanker dapat menekan imunitas pasien.
Baca Juga: Waspada Kanker Usus, Ini Artinya Bila Feses Mengapung atau Tidak saat BAB!
“Hasil penelitian kami menunjukkan kemampuan anti kanker dari penghambat PDE5 mungkin terkait dengan efek imunosupresif,” tulis mereka.
Meski demikian, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah obat-obat tersebut akan bekerja untuk melawan kanker.
"Uji klinis acak diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan penelitian kami sebelum penghambat PDE5 dapat digunakan sebagai obat adjuvan untuk pria dengan kanker kolorektal," sambung mereka.
Mereka menambahkan, temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati karena ini adalah studi observasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda