Suara.com - Gejala virus corona hingga kini masih terus dipelajari. Tapi yang tidak kalah pentingnya, ilmuwan kini juga tengah mencari tahu efek jangka panjang yang mungkin muncul meski pasien telah dinyatakan sembuh.
Dilansir dari Expreess UK Claire Dunsterville, Direktur Layanan Rehabilitasi di The Wellington Hospital Post Program Rehabilitasi Covid-19, satu dari 20 orang masih akan menderita efek berkepanjangan yang dapat memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.
Beberapa cukup ringan dan yang lainnya jauh lebih serius. Bukti di tempat lain memberikan prognosis yang sama, seperti survei terbaru yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Hingga 35 persen dari mereka yang didiagnosis dengan Covid-19 masih merasakan efek dua hingga tiga minggu setelah dites positif terkena virus corona, menurut laporan 24 Juli.
"Banyak dari gejala ini mungkin terlihat sangat tidak biasa seperti COVID-19 yang paling umum mempengaruhi sistem pernapasan, jadi banyak orang mungkin tidak mengantisipasi bahwa hal itu dapat mempengaruhi kesehatan mental atau mobilitas Anda," kata Dunsterville.
Seperti yang dia jelaskan, satu efek jangka panjang yang umum dari virus ini adalah kelelahan kronis.
"Ini bisa muncul sebagai kelelahan ekstrim dan meskipun banyak istirahat, seseorang yang menderita kelelahan kronis kemungkinan besar tidak akan merasa kurang lelah," kata Dunsterville.
"Berbagai gejala dapat menyertai kelelahan kronis, seperti perasaan tidak enak badan secara umum, berjuang untuk menyelesaikan tugas yang biasanya Anda anggap mudah, seperti bersiap-siap untuk bekerja, dan menderita gangguan tidur," katanya.
Dari 292 orang yang disurvei CDC tentang efek pasca-COVID, 35 persen melaporkan kelelahan. Menurut Dunsterville, gejala lain yang masih tersisa adalah batuk dan sesak napas.
Baca Juga: Hukuman Masuk Peti Mati Nggak Ditakuti, Coba Tiru Sistem Tilang Elektronik
"Mereka yang menderita Covid-19 dapat mengalami gejala batuk kronis, atau sesak napas yang terus-menerus, di mana mereka kesulitan bernapas bahkan menyelesaikan tugas yang relatif mudah," katanya.
Mereka mungkin juga menemukan bahwa latihan rutin lebih sulit dan menjadi lebih sesak daripada biasanya, catat Dunsterville.
Efek jangka panjang lainnya adalah kecemasan - mereka yang menderita Covid-19 dapat mengalami masalah kelelahan mental dan kecemasan, katanya.
"Ini mungkin menjadi masalah khusus bagi mereka yang telah menghabiskan waktu lama di rumah sakit," jelas Dunsterville.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah