Suara.com - Jika sering terbangun pada pukul tiga pagi, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang mengungkapkan bahwa mereka kerap terbangun sekitar pukul tiga pagi.
Tapi apa sebenarnya penyebabnya? Dilansir dari Cleveland Clinic, menurut psikolog dan pakar tidur Alexa Kane, PsyD, hal itu bisa jadi telah menjadi sebuah pola.
“Pada satu titik, Anda mungkin punya alasan untuk bangun pada saat itu, mungkin karena sleep apnea atau bayi yang menangis,” katanya. “Tubuhmu mungkin telah terkondisi untuk itu.”
Terbangun di malam hari adalah fenomena umum dan biasanya tidak berbahaya, terutama jika Anda mudah tertidur lagi. Kondisi itu tidak berarti kamu tidak tidur nyenyak. Hal itu juga itu tidak berarti Anda menderita insomnia.
Bangun di malam hari, dengan sendirinya, bukanlah masalah. Namun, bangun dan tetap terjaga bisa jadi masalah.
"Jika Anda bangun dan mulai mengalami kekhawatiran, kecemasan, atau frustrasi, kemungkinan besar Anda telah mengaktifkan sistem saraf simpatik, sistem 'lawan atau lari' Anda," kata Dr. Kane.
“Saat ini terjadi, otak Anda beralih dari mode tidur ke mode bangun. Pikiran Anda mungkin mulai berpacu, dan detak jantung serta tekanan darah Anda mungkin naik. Itu membuat lebih sulit untuk kembali tidur. "
Respons stres ini dapat menyebabkan insomnia, gangguan tidur yang parah.
Bangun secara teratur di malam hari juga bisa menjadi gejala sleep apnea. Jika mengalami gangguan ini, sesekali Anda berhenti bernapas saat tidur.
Baca Juga: Sakit Punggung atau Ada Masalah GERD? Ini Posisi Tidur Terbaik!
Selain membangunkan Anda, sleep apnea dapat mengganggu ritme jantung Anda dan mengurangi aliran oksigen ke tubuh Anda.
Jika terbangun lagi pada pukul 3 pagi (atau waktu berapa pun), berikan diri Anda waktu 15 hingga 20 menit untuk tertidur kembali ke alam mimpi.
Jika Anda bangun lebih lama dari itu, yang terbaik adalah bangun dari tempat tidur, kata Dr. Kane.
“Otak kita sangat asosiatif,” katanya. “Artinya, jika kita tinggal di tempat tidur dalam waktu lama saat tidak tidur, otak kita dapat mengasosiasikan tempat tidur dengan aktivitas bangun seperti mengkhawatirkan dan merencanakan, daripada tidur. Bangun dari tempat tidur mematahkan asosiasi itu. "
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat