Suara.com - Risiko kematian pasien Covid-19 berbeda-beda tergantung kelompok usia hingga penyakit penyerta.
Karena itu, sekelompok peneliti Inggris mencoba membuat alat untuk mendeteksi risiko kematian menjadi lebih mudah.
Dilansir ANTARA, ilmuwan Inggris telah mengembangkan model penilaian empat tingkat untuk memprediksi risiko kematian pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Hal itu akan membantu dokter untuk memutuskan secara cepat mengenai perawatan terbaik untuk setiap pasien.
Alat tersebut, yang dirinci dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ pada hari Rabu (9/9), membantu dokter memasukkan pasien ke dalam salah satu dari empat kelompok risiko Covid-19 - dari risiko kematian rendah, menengah, tinggi, atau sangat tinggi.
Saat ini rumah sakit di seluruh dunia menghadapi gelombang pasien dengan Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.
Dokter mengatakan mereka membutuhkan alat prediksi risiko yang lebih cepat dan lebih akurat untuk segera mengidentifikasi pasien dengan risiko kematian tertinggi dan membantu mendapatkan perawatan yang ditargetkan.
Model baru - disebut Skor Kematian 4C (Coronavirus Clinical Characterization Consortium) - menggunakan data seperti usia, jenis kelamin, kondisi yang mendasari, pernapasan dan tingkat oksigen darah.
Hasil studi menunjukkan itu mampu memprediksi risiko lebih akurat daripada 15 model yang sebanding, kata para peneliti, dan itu juga lebih berguna dalam pengambilan keputusan klinis.
Baca Juga: Gawat, Sudah 300.000 Orang Meninggal karena Covid-19 di Amerika Selatan
"Ini akan terbukti penting dalam membantu membimbing para dokter untuk secara optimal merawat pasien yang paling sakit," kata Ewen Harrison, seorang profesor ilmu bedah dan data di Universitas Edinburgh yang ikut memimpin penelitian dan mempresentasikannya dalam sebuah pengarahan.
Menggunakan berbagai input data, kalkulator risiko memberikan skor mulai dari 0 hingga 21 poin, katanya.
Pasien dengan skor 15 atau lebih memiliki risiko kematian 62 persen dibandingkan dengan 1 persen untuk mereka yang skor 3 atau lebih rendah.
Para peneliti mengatakan pasien dengan Skor Kematian 4C rendah mungkin tidak perlu dirawat di rumah sakit, sementara mereka yang berada dalam kelompok berisiko sedang dan lebih tinggi dapat dipercepat untuk pengobatan yang lebih agresif, termasuk obat steroid dan dirawat di unit perawatan kritis jika perlu.
Lonjakan tajam kasus Covid-19 di Inggris sebanyak 2.988 kasus pada Minggu, yang tertinggi sejak Mei, "mengkhawatirkan", menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock, meski, tambahnya, didominasi oleh orang yang lebih muda.
"Peningkatan jumlah kasus yang kita saksikan hari ini mengkhawatirkan," ucapnya. "Sebagian besar kasus terjadi di kalangan orang yang lebih muda, tetapi kita telah melihat di negara lain di seluruh dunia dan di Eropa bahwa peningkatan kasus di kalangan orang muda semacam ini menimbulkan lonjakan di populasi seluruh dunia."
Hancock mengatakan semua orang harus mengikuti aturan menjaga jarak sosial guna mencegah penyebaran infeksi.
Berita Terkait
-
Reaksi Tak Terduga Bruno Fernandes Soal Rumor Rashford Balik ke Man United
-
Pelatih Swedia: Isak Bisa Jadi Senjata Rahasia Asal Sabar, Uang Rp2,6 Triliun Sia-sia
-
Fedi Nuril Heran Wakil PM Inggris Mundur Hanya Karena Kurang Bayar Pajak: Tiru Sini Dong!
-
Inggris Cuma Menang 2-0, Thomas Tuchel Semprot Rashford dan Dua Pemain Arsenal
-
Pintu Timnas Inggris Masih Ditutup Thomas Tuchel, Mason Greenwood Membelot ke Jamaika?
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
-
Misteri Kursi Panas Pengganti Dito Ariotedjo: Beneran Bakal Diisi Raffi Ahmad?
-
Jelang Sertijab Menkeu, IHSG Langsung 'Tumbang' 77 Poin
Terkini
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!