Suara.com - Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia diperingati setiap tanggal 10 September. Tahun ini, pesan tentang pentingnya kesehatan jiwa dan kerja sama jadi tema yang diangkat.
Dilansir ANTARA, Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Internasional (IASP) menyoroti pentingnya kerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan advokasi atas kesehatan mental, dengan mengangkat tema Working Together to Prevent Suicide.
Dalam pernyataan yang tercantum di laman resminya, Presiden International Association for Suicide Prevention (IASP), Murad Khan, menegaskan bahwa kolaborasi dalam berbagai level sangat dibutuhkan, termasuk pemerintahan, pemangku kepentingan, badan pembiayaan, organisasi non-pemerintah, dan pihak lainnya.
"Mulai dari meningkatkan kesadaran dan mengadvokasi kesehatan mental serta pencegahan bunuh diri untuk dapat dimasukkan ke dalam program jaminan kesehatan, hingga melobi pemerintahan untuk mengambil langkah pencegahan bunuh diri dan mengembangkan strategi skala nasional," ujarnya dalam video yang diakses dari Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Selain di level pemerintahan dan kebijakan, dia juga mengajak masyarakat untuk saling memperhatikan komunitas masing-masing.
Di tengah situasi dunia yang berubah akibat pandemi COVID-19, dan meningkatnya stres dan kecemasan masyarakat di bawah isolasi, Khan menyebut hubungan antarmanusia menjadi sangat penting.
"Jangan ragu untuk berbicara dengan orang-orang di komunitas, baik itu teman, anggota keluarga, kolega, atau bahkan orang yang tak dikenal. Berkomunikasi dan menjangkau orang lain dapat mengubah jalan hidup seseorang," ujarnya.
Data IASP menyebut satu kematian akibat bunuh diri terjadi setiap 40 detik di dunia, dan pencegahan bunuh diri masih menjadi tantangan global yang membutuhkan upaya bersama.
Adapun informasi yang dirilis Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada Oktober 2019 lalu menyebut angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia sebesar 0,71 persen di setiap 100.000 penduduk, yang berarti 1,800 jiwa per tahun.
Baca Juga: Hari Ini Hari Pencegahan Bunuh Diri Internasional, Ini Sejarahnya
Disebutkan pula bahwa kematian akibat bunuh diri banyak terjadi pada usia muda dan produktif, yakni 46 persen pada usia 25-49 tahun dan 75 persen pada usia produktif yakni 15-64 tahun.
Berita Terkait
-
Terkuak! Detik-detik Mengerikan Sebelum Pemuda Nekat Gantung Diri di Flyover Pasupati Bandung
-
Menuju Indonesia Bebas Pasung, Kemenko PMK Bentuk Tim Penggerak Kesehatan Jiwa Nasional
-
Pesan Terakhir Pria di Lubuklinggau Sebelum Tenggak Racun: Aku Lelah, Terlilit Utang Judol
-
Timothy Trending: Daftar Nama Pembully Beredar, HRD Siap Blacklist?
-
6 Mahasiswa Unud Dapat Sanksi Usai Bully Korban Bunuh Diri, Minta Maaf di Media Sosial
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda