Suara.com - Ahli penyakit menular sekaligus Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan bahwa kondisi seperti saat ini dapat berlanjut hingga akhir tahun 2021, sebelum kehidupan kembali normal ke sedia kala.
"Jika Anda berbicara tentang kembali ke tingkat normalitas yang menyerupai di mana kita sebelum Covid, itu akan terjadi ada 2021, bahkan mungkin menjelang akhir 2021," kata Fauci, Jumat (11/9/2020).
Fauci juga mengingatkan bahwa masih ada 'peringatan' ketika vaksin Covid-19 sudah ada.
Sebelumnya, ia mengatakan setidaknya akan ada satu vaksin yang bisa mendapatkan otorisasi darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA US) pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Namun, ini tidak akan langsung tersedia untuk semua orang.
Satu tantangan apabila vaksin Covid-19 telah tersedia, yaitu menjaganya agar tetap dingin. Sebagian besar vaksin virus corona eksperimental harus dibekukan.
"Salah satu hal yang selalu menjadi masalah adalah perihal penyimpanan dingin, dan 'rantai dingin' ini yang sangat sering dibutuhkan," tambah Fauci, dilansir CNN.
Ditambah, orang tidak selalu melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan untuk mengendalikan penyebaran virus, bahkan sampai sekarang, lanjut Fauci. Menyinggung banyaknya orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Ketika Anda menghadapi situasi yang membutuhkan perubahan perilaku, kami di Amerika Serikat memiliki masalah signifikan yang membuat saya sangat kecewa," ujar Fauci.
Terlebih lagi, masih banyaknya informasi yang salah atau hoax di masyarakat, yang menurutnya semakin sulit dilawan.
Baca Juga: CDC: Anak-anak Bisa Menularkan Virus Corona ke Orang Dewasa Lainnya
"Satu hal yang mengganggu saya adalah banyaknya hal-hal yang tidak berdasarkan bukti. Contohnya di Amerika Serikat, seperti klaim obat-obatan tertentu memiliki efek positif yang besar, ketika tidak ada bukti ilmiah apa pun bahwa itu berefek positif," sambung Fauci.
Fauci juga mengingatkan bahwa hanya karena virus corona menjadi sorotan, masyarakat tidak boleh melupakan flu.
"Satu hal yang saya pelajari selama bertahun-tahun adalah jangan mengabaikan flu, jangan anggap remeh," tandasnya saat wawancara dengan MSNBC.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?