Suara.com - Dalam situasi kasus Covid-19 yang terus meningkat, kebutuhan vaksin virus corona makin mendesak.
Perkembangan terakhir menunjukkan sejumlah kandidat vaksin akan tersedia dalam waktu dekat. Namun, masih ada keraguan besar yang harus dijawab.
Sementara para ilmuwan bekerja untuk memberikan prototipe yang aman dan efektif untuk miliaran orang yang berharap pada vaksin Covid-19, masalah yang lebih besar telah diidentifikasi berkaitan dengan pengiriman dan produksi.
Mengembangkan vaksin hanyalah setengah dari pekerjaa. Vaksin Covid-19 hanya akan dianggap efektif jika diberikan dengan benar, menjangkau semua populasi rentan yang berisiko dan memberikan perlindungan yang memadai.
Namun, masih butuh waktu lama sebelum semua orang diinokulasi dengan aman. Sekarang, CEO Serum Institute of India, Adar Poonawallah mengatakan bahwa akan sangat lama menunggu untuk memvaksinasi setiap orang.
Dilansir dari Times of India, Poonawallah, mengatakan bahwa pihak berwenang akan membutuhkan minimal 4-5 tahun untuk memvaksinasi semua orang dan menyingkirkan Covid-19 dari akarnya.
CEO tersebut menyoroti perbedaan dan rintangan yang dihadapi perusahaan vaksin dalam memproduksi vaksin untuk massa. Ia menambahkan bahwa dunia tidak dapat bergantung pada vaksin saja, katanya,
Dari kurangnya pusat produksi, kekurangan infrastruktur, Poonawallah mengatakan bahwa mungkin tidak ada cukup dosis yang tersedia untuk semua dan banyak strategi yang perlu dilakukan sebelum administrasi selesai:
“Ini akan memakan waktu empat hingga lima tahun sampai semua orang mendapatkan vaksin di planet ini,”
Baca Juga: Studi Universitas Yale: Virus Corona Masuk ke Sel Otak & Sebabkan Kerusakan
CEO berusia 38 tahun itu juga mengatakan bahwa meskipun India menjadi salah satu produsen vaksin utama, kurangnya pasokan dan pengiriman menimbulkan risiko bagi distribusi vaksin di negara tersebut:
“Saya masih belum melihat rencana yang tepat di atas kertas untuk melakukan itu [di India] melebihi dosis 400m. Anda tidak ingin situasi dengan vaksin di mana Anda memiliki kapasitas untuk negara Anda tetapi Anda tidak dapat mengkonsumsinya,
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis