Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa risiko penyakit pada pria yang menua bisa diprediksi sejak dini melalui kandungan vitamin D dalam darah. Hal ini dinyatakan oleh ahli endoktrin Prof. Dr. Leen Antonio dari University Hospitals Leuven di Belgia dan tim peneliti Eropa.
Melansir dari Medical News Today, temuan tersebut telah disampaikan dalam konferensi Kongres Endokrinologi Eropa (e-ECE 2020) ke-22 pada awal September.
Untuk menyelidiki apakah metabolit vitamin D dapat memprediksi masalah kesehatan dengan lebih baik, tim peneliti membandingkan tingkat vitamin D bebas dan vitamin D total dalam tubuh pria dengan mempertimbangkan usia, indeks massa tubuh (BMI), dan gaya hidup mereka.
Penemuan ini menunjukkan bahwa meskipun metabolit vitamin D bebas dan terikat terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi, hanya 25-hidroksivitamin D bebas yang dapat memprediksi masalah kesehatan di masa mendatang.
“Data ini lebih jauh menegaskan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan dampak negatif pada kesehatan umum dan dapat memprediksi risiko kematian yang lebih tinggi,” jelas Dr. Antonio.
“Data kami sekarang menunjukkan bahwa kadar 25-hidroksivitamin D total dan bebas adalah ukuran yang lebih baik dalam memprediksi risiko kesehatan di masa depan pada pria,” imbuhnya.
Menurut para peneliti, penyelidikan lebih lanjut tentang kadar vitamin D dan hubungannya dengan kesehatan cukup menjanjikan untuk perawatan kesehatan di masa mendatang.
Secara umum vitamin D penting untuk menjaga kesehatan tulang dan melindungi dari infeksi dan penyakit. Kekurangan vitamin D sangat umum terjadi pada orang tua.
Penelitian menunjukkan vitamin D penting dalam melindungi diri dari berbagai kondisi kesehatan yang terkait dengan penuaan. Para peneliti telah mengaitkan kadar vitamin D yang rendah dalam darah dengan masalah kesehatan utama terkait usia.
Baca Juga: Dampak 115 Dokter Meninggal, 300 Ribu Penduduk Kehilangan Pelayanan Medis
Beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, antara lain:
- Osteoporosis
- Peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular
- Kanker
- Diabetes tipe 2
- Penurunan kognitif
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar