Suara.com - Penyintas Covid-19 dipercaya memiliki antibodi atau kekebalan tubuh yang lebih unggul dibanding orang yang belum terserang Covid-19.
Karena alasan itu, penyintas Covid-19 diimbau bersedia menolong mereka yang masih berjuang di rumah sakit dengan mendonorkan plasma darah konvalensen kepada mereka melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
"Mudah-mudahan pasien yang sudah sembuh ini jangan merasa 'kenapa bisa kena penyakit?' Justru ada hikmah di balik sakitnya jadi lebih dulu punya antibodi duluan, malah bisa bantuin orang lain," ujar Kepala UTD PMI DKI Jakarta, Dr.dr. Ni Ken Ritchie, M.Biomed saat berbincang dengan Suara.com, Kamis (17/9/2020).
Hingga saat ini, UTD PMI DKI Jakarta baru menerima sekitar 38 plasma darah konvalensen dari penyintas Covid-19.
Sedangkan menurut data PMI pusat 140 plasma yang sudah terkumpul, terbanyak ada di Surabaya dengan 121 plasma, Sidoarjo 43 plasma, NTT 15 plasma, dan seterusnya.
"Kita mohon kepada para pasien yang sudah sembuh mohon datang ke UTD PMI datang untuk menyumbangkan plasmanya karena masih banyak lagi rumah sakit lain dan yang membutuhkanh plasma konvalesen tapi ketersediaan stok benar-benar minim," ungkap Ni Ken.
Ia melanjutkan orang dengan berat badan di atas 55 kilogram, memiliki tekanan darah baik, hemoglobinnya bagus, maka mereka akan diambil darah dengan mesin pemisah sel darah merah dan plasma darah otomatis. Sedangkan sel darah merahnya akan dikembalikan lagi ke tubuh.
"Pakai mesin kita bisa ambil 400 mililiter, kita pisahkan jadi dua kantong sedangkan kalau mungil, berat badan kurang dari 50 kilogram itu kita ambil kantong biasanya, metode konvensional hanya dapat satu kantong plasma, tapi nggak apa-apa udah lumayan bisa obati satu pasien," paparnya.
Sedangkan untuk terapi, satu pasien akan diberikan dua kantong plasma dengan rentang pemberian di hari pertama masuk dan di hari ketiga atau keempat.
Baca Juga: Dirawat di RS, Begini Kondisi Terkini Ari Lasso
Kemudian dilihat apakah plasma darah bisa merangsang pertumbuhan antibodi di tubuh pasien melawan virus corona jenis baru tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien