Suara.com - Sebuah studi baru menemukan, wanita yang memiliki periode kesuburan atau menstruasi yang lebih lama memiliki risiko lebih tinggi mengalami demensia ketika bertambah tua.
Dilansir dari Independent, para peneliti di University of Gothenburg di Swedia pun mengatakan temuan ini menjelaskan mengapa wanita berisiko lebih besar terkena demensia ketimbang pria.
Hingga kini dilaporkan lebih banyak wanita terkena demensia daripada pria, dengan wanita yang menderita demensia melebihi jumlah pria. Perbandingannya dua banding satu di seluruh dunia. Di Inggris, sekitar 61 persen penderita demensia adalah perempuan, sementara 39 persen adalah laki-laki.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Alzheimer's & Dementia tersebut mengamati 1.364 wanita. Peneliti menemukan risiko demensia dan penyakit Alzheimer meningkat secara berturut-turut untuk setiap tahun tambahan wanita tetap subur.
Dalam studi itu, para peneliti menemukan 16 persen wanita dengan periode reproduksi yang lebih pendek (33 tahun atau kurang ) berkembang menjadi demensia. Sementara di antara wanita yang subur untuk periode yang lebih lama (38 tahun atau lebih), sebanyak 24 persen mengalami demensia.
Jenna Najar, seorang dokter medis yang bekerja di Center for Aging and Health di University of Gothenburg, mengatakan temuan ini menjelaskan mengapa wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia dan penyakit Alzheimer daripada pria setelah usia 85 tahun.
Selain itu, temuan ini diharapkan dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk hipotesis bahwa estrogen memengaruhi risiko demensia pada wanita.
Peneliti menjadi memiliki akses ke informasi tentang beberapa kejadian dalam kehidupan seorang wanita yang dapat mempengaruhi tingkat estrogennya, contohnya adalah kehamilan, kelahiran, dan menyusui.
"Hamil sangat meningkatkan kadar estrogen, kemudian menurun begitu bayi lahir, dan jika wanita menyusui, tingkatnya turun ke tingkat yang sangat rendah. Semakin banyak indikator yang kami tangkap, semakin andal hasil kami," ujar Jenna Najar.
Baca Juga: Studi Ungkap Masalah Tekanan Darah Tinggi Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya