Suara.com - Kasus virus corona Covid-19 di Inggris masih meningkat. Chief Scientific Officer Sir Patrick Vallance dan Chief Medical Officer Chris Whitty memperingatkan Inggris bisa menghadapi 50 ribu kasus virus corona Covid-19 sehari pada pertengahan Oktober 2020.
Jumlah itu bisa menyebabkan 200 kematian sehari pada bulan yang akan datang, jika tingkat infeksi virus corona Covid-19 sekarang ini tidak dihentikan.
Sir Patrick Vallance pun megatakan hanya sebagian kecil dari semua orang di Inggris yang memiliki antibodi untuk melawan virus corona Covid-19.
"Kami melihat bahwa kurang dari 8 persen populasi telah terinfeksi virus corona ketika kami mengukur antibodi. Jadi, 8 persen atau sekitar 3 juta orang mungkin telah terinfeksi dan memiliki antibodi," jelas Sir Patrick dikutip dari Express.
Tapi, apakah antibodi cukup melindungi semua orang di belahan dunia mana pun dari virus corona Covid-19?
Faktanya, Sir Patrick Vallance mengatakan bahwa antibodi bukanlah perlindungan mutlak. Karena, kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit bisa memudar seiring waktu.
Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) mengatakan tingkat kekebalan ini tidak mungkin bisa mengurangi dampak musim dingin terhadap peningkatan penularan virus corona Covid-19 yang lebih signifikan.
SAGE juga menjelaskan bahwa adanya antibodi juga tidak berarti seseorang sudah kebal dari virus corona Covid-19. Karena, virus bisa menjadi lebih kuat dan antibodi seseorang sudah pasti akan menurun seiring waktu.
Selain itu, adanya antibodi juga bukan berarti seseorang tidak bisa menyebarkan virus corona yang menempel di tubuhnya ke orang lain. Ada sebuah bukti bahwa tingkat antibodi seseorang akan berkurang selama 2-3 bulan.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Migrain atau Sakit Kepala Sebelah
"Ada bukti bahwa orang dengan jenis tingkat antibodi tertentu bisa memiliki viral load yang signifikan dan berpotensi menularkan virus," jelasnya.
Situs NHS juga menyatakan tes antibodi tidak bisa memberi tahu seseorang kebal dari virus atau tidak. Tes antibodi hanya bisa mendeteksi seseorang sudah pernah terpapar virus atau belum.
Tes antibodi mungkin juga tidak berpengaruh pada semua orang, karena beberapa orang yang terinfeksi virus corona tidak selalu memiliki antibodi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis