Suara.com - Memakai masker saat ini dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah paparan virus corona. Tapi kemudian muncul pertanyaan, apakah aman membiarkan mata kita terekspos tanpa perlindungan, mengingat mata juga diduga sebagai salah satu jalur masuk bagi virus. Lalu, apakah ini artinya pemakai kacamata lebih terlindungi dari Covid-19 dibandingkan mereka yang tidak pakai kacamata?
Para ilmuwan di China meneliti dan mencari jawaban dampak penggunaan kacamata pada risiko Covid-19. Mereka menganalisis data dari 276 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Suizhou, China, dari Januari hingga Maret tahun ini, untuk melihat berapa banyak yang memakai kacamata. Ditemukan bahwa jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit yang memakai kacamata lebih rendah (5,8%) dibandingkan mereka yang tidak memakai kacamata (31,5%).
Peneliti mendapatkan hasil bahwa proporsi pasien rawat inap karena Covid-19 yang memakai kacamata lebih kecil. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan bahwa pemakai kacamata (memakai kacamata setiap hari dalam jangka waktu lama), mungkin kurang rentan terhadap Covid-19.
Virus seperti penyebab Covid-19 terutama masuk ke tubuh melalui hidung dan mulut, tetapi virus juga diduga dapat menyusup ke dalam sistem Anda melalui selaput di mata.
Tetapi Dr. Amir Khan, seorang dokter NHS, memperingatkan bahwa ini hanya satu penelitian dengan ukuran sampel kecil yang menunjukkan hubungan antara penggunaan kacamata dan penurunan tingkat Covid-19. "Tak bisa menarik kesimpulan tegas dari ini, meski ada beberapa hal yang dapat kami perhatikan," tulisnya dalam sebuah artikel untuk Al Jazeera.
Dilansir dari Huffpost, Khan menunjukkan bahwa mata mungkin merupakan jalur bagi virus corona untuk masuk ke dalam tubuh, dan ia juga mencatat ada laporan pasien Covid-19 yang mengalami gejala mata seperti konjungtivitis, yang menandakan infeksi.
“Secara teoritis, memakai kacamata membentuk penghalang ekstra di depan mata kita, melindunginya dari tetesan pernapasan yang terinfeksi,” katanya. Kacamata juga dapat menghentikan kita dari menyentuh mata. Meski begitu, dia menunjukkan bahwa meskipun kacamata mungkin bisa mengurangi risiko tertular Covid-19, kacamata hanya menawarkan perlindungan di bagian depan.
Simon Kolstoe, dosen senior dalam perawatan kesehatan di University of Portsmouth, mengatakan uji coba atau tes terkontrol sekarang diperlukan untuk mengukuhkan hasil penelitian di atas.
"Idealnya, ini akan diikuti dua kelompok orang yang sesuai - beberapa memakai kacamata dan beberapa tidak memakai kacamata - untuk melihat kelompok mana yang lebih sering terinfeksi," tulisnya dalam artikel untuk The Conversation.
Baca Juga: Perlambat Laju Penularan Covid-19, Kuncinya Ada di Perilaku Masyarakat
"Bukti dari uji coba terkontrol seperti itu akan selalu jauh lebih kuat daripada bukti dari studi observasi seperti yang ada di makalah baru-baru ini," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!