Suara.com - Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang berubah-ubah serta perilaku yang impulsif.
Umumnya BPD ini disalahartikan dengan gangguan bipolar, yang pada kenyataannya kedua gangguan kepribadian ini sangat berbeda.
Gangguan ini umumnya muncul pada periode menjelang usia dewasa. Penanganan psikoterapi dan pemberian obat dapat membut penderita BPD bisa membaik seiring bertambahnya usia.
Agar lebih mengenali BPD, berikut beberapa faktanya yang dilansir SELF:
1. BPD sering menyebabkan gejala seperti perubahan suasana hati yang ekstrim dan ketidakpastian dalam cara seseorang memandang diri sendiri dan orang lain.
Orang dengan BPD cenderung mengalami kesulitan mengatur emosi, perasaan tidak stabil, dan pola hubungan yang intens.
Pada intinya, BPD memengaruhi cara berpikir dan perasaan seseorang tentang diri mereka sendiri dan orang lain sehingga berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari, menurut Mayo Clinic.
2. Orang dengan BPD seringkali memiliki kondisi kesehatan mental lainnya.
Menurut The National Comorbidity Survey Replication, sebanyak 84,5 persen responden dengan BPD mengalami kesehatan mental lain yang terjadi bersamaan.
Baca Juga: Revolusi Mental Dibutuhkan Untuk Hadapi Pandemi Covid-19
Sifat komorbiditas atau penyakit penyerta ini berbeda pada setiap orang dan dapat membuat identifikasi BPD menjadi sulit, kata NIMH.
3. Gangguan kepribadian borderline dan gangguan bipolar bukanlah hal yang sama.
Kedua gangguan ini memang memiliki beberapa kesamaan, yaitu perubahan suasana hati dan perilaku yang ekstrim.
Namun, pada bipolar, perubahan tersebut terjadi antara episode depresi dan manik (memiliki suasana hati yang meningkat dan energik secara tidak normal) atau episode hipomanik, yang juga melibatkan tingkat energi dan aktivitas yang sangat tinggi tetapi pada tingkat yang lebih rendah.
Selain itu, ketakutan akan pengabaian dan hubungan pribadi yang tidak stabil pada BPD tidak termasuk dalam kriteria diagnostik gangguan bipolar.
4. Orang dengan BPD berada pada risiko tinggi untuk melukai diri sendiri dan bunuh diri karena campuran emosi dan impulsif yang intens.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat