Suara.com - Deputi Bidang Keluarga Berencana (KB) Kesehatan Reproduksi (KR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Eni Gustina, menjelaskan bahwa program KB terancam gagal selama masa pandemi Covid-19.
Hal ini disebabkan beberapa halangan, seperti terbatasnya akses fasilitas kesehatan dan provider pelayanan KB yang belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Terlepas dari pandemi, sebenarnya program KB di Indonesia sudah memiliki tantangan, yaitu masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, menurunnya partisipasi masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi modern, dan tingginya angka kehamilan remaja usia 15 hingga 19 tahun.
Terkiat hal ini, DKT Indonesia melakukan survey bersama lembaga riset independen untuk mengukur pengaruh pandemi terhadap pola konsumsi kontrasepsi, khususnya metode Suntik KB dan Pil KB, di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Berdasarkan siaran pers yang didapat Suara.com, Kamis (24/9/2020), berikut hasil survei tersebut yang dijelaskan oleh Head of Strategic Planning DKT Indonesia, Aditya A. Putra:
1. Sebanyak 26% bidan menyampaikan pandemi Covid-19 berdampak pada pemasukan klinik mereka, sedangkan 56% bidan menyatakan pandemi tidak berdampak terhadap kegiatan praktik kliniknya.
2. Jumlah layanan suntik KB di mayoritas Praktik Mandiri Bidan (PMB) tidak mengalami perubahan. Pada sebagian kecil responden yang mengalami penurunan layanan suntikan mengatakan hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya daya beli konsumen, dan karena akseptor mereka takut untuk datang ke klinik.
3. Pola permintaan terhadap layanan suntik KB mengalami penurunan pada masa penetapan PSBB, namun sudah mulai meningkat pada satu hingga dua bulan terakhir. Secara umum tidak terjadi perubahan pola rekomendasi metode secara drastis.
4. Responden merasa pandemi memberikan keuntungan bagi bisnis apotek, terutama pada segmen produk untuk peningkatan vitalitas dan daya tahan tubuh. Sedangkan 34% responden menyatakan terjadi penurunan penjualan pada masa PSBB.
Baca Juga: DKT Indonesia Rilis Pil KB Baru yang Mampu Jaga Keseimbangan Hormon Wanita
5. Sebanyak 40% responden mengaku kontrasepsi menjadi salah satu item yang paling banyak dicari di apotek pada masa pandemi.
6. Adanya peningkatan frekuensi aktivitas seksual, khususnya pada kelompok usia pasangan yang lebih muda.
7. Perlu diantisipasi adanya penurunan kepesertaan KB akibat menurunnya daya beli masyarakat, serta pola distribusi dan pelayanan yang dapat mengurangi risiko penularan Covid-19, baik bagi akseptor, maupun bagi penyedia layanan (termasuk petugas apotek).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?