Suara.com - Sementara dunia saat ini terguncang di bawah pandemi Covid-19, penyakit bakteri menular baru, Brucellosis, secara bertahap mulai 'melebarkan sayapnya'.
Ribuan orang dinyatakan positif terinfeksi bakteri ini di barat laut China. Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Lanzhou, ibu kota provinsi Gansu, baru-baru ini mengonfirmasi 3.245 orang telah tertular penyakit tersebut dan 1.401 orang lainnya dinyatakan positif.
Beruntung, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.
Penyakit ini juga dilaporkan masuk ke India dan mulai menyerang manusia dan hewan. Para ilmuwan khawatir ini bisa berubah menjadi pandemi yang bisa jauh lebih parah daripada virus corona baru.
Apa itu Brucellosis?
Brucellosis disebabkan oleh sekelompok bakteri tergolong dalam genus Brucella, yang dapat menyerang hewan dan manusia.
Biasanya menyebar ke orang melalui kontak langsung dengan cairan hewan yang terinfeksi, memakan produk susu mentah atau tidak dipasteurisasi, atau menghirup udara yang terkontaminasi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. Infeksi pada manusia sebagian besar disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri, yang tampaknya terjadi di Lanzhou.
Tapi bisa juga menyebar melalui kontak seksual, dan dari ibu menyusui ke bayinya. Luka atau goresan parah pada kulit juga dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi, lapor The Health Site.
Baca Juga: Akibat Bakteri Pemakan Daging, Lima Orang Ini Alami Infeksi Langka
Wabah brucellosis diyakini disebabkan oleh kebocoran di pabrik farmasi Zhngmu Lanzhou, yang terjadi antara akhir Juli dan akhir Agustus tahun lalu.
Pabrik tersebut diduga menggunakan disinfektan dan pembersih kedaluwarsa saat memproduksi vaksin Brucella untuk penggunaan hewan. Hal ini menyebabkan beberapa bakteri bocor di limbah gas.
Dengan meningkatnya jumlah kasus di China, para ilmuwan India menekankan perlunya pengujian brucellosis yang luas seperti halnya virus corona untuk mencegah pandemi lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat