Suara.com - Tanggal 1 Oktober bertepatan dengan Hari Vegetarian Dunia, yakni salah satu metode diet yang prakteknya pantang mengonsumsi daging dan mungkin juga produk olahan hewani lainnya.
Banyak orang menjalani pola makan vegetarian karena ingin hidup lebih sehat dan mencegah berbagai penyakit serius. Faktanya, pola makan vegetarian tidak sebaik yang disangka banyak orang.
Sebuah penelitian besar orang yang menjalani pola makan vegetarian memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan berisiko tinggi terkena stroke.
Mereka memiliki 10 lebih sedikit kasus penyakit jantung dan 3 lebih banyak kasus stroke di antara 1.000 orang dibandingkan dengan pemakan daging.
Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal, mengamati 48 ribu orang hingga 18 tahun. Tapi, penelitian itu tidak bisa membuktikan efeknya tergantung pada pola makan atau aspek lain dari gaya hidup peserta.
Pakar diet mengatakan apapun pilihan diet seseorang, makan berbagai macam makanan adalah hal yang terbaik untuk kesehatan mereka sendiri.
Proyek penelitian jangka panjang utama yang mengamati pola makan dan kesehatan juga menganalisis data dari studi EPIC-Oxford.
Separuh dari peserta yang direkrut antara 1993 dan 2001 adalah pemakan daging. lebih dari 16 ribu orang adalah vegan dan 7.500 orang adalah pescatarian atau pemakan ikan.
Semua peserta pun ditanya mengenai dietnya ketika bergabung dalam penelitian dan kembali pada tahun 2010. Bahkan riwayat kesehatannya, kebiasaan merokok dan aktivitas fisik juga diperhitungkan oleh peneliti.
Baca Juga: Ahli Inggris Akui Perkembangan Virus Corona Covid-19 Sudah Tak Terkendali
Secara keseluruhan, ada 2.820 kasus penyakit jantung koroner (PJK) dan 1.072 kasus stroke, termasuk 300 stroke hemoragik yang terjadi ketika pembuluh darah melemah dan berdarah ke otak.
Para pescatarian ditemukan memiliki risiko menderita penyakit jantung koroner 13 persen lebih rendah dibandingkan pemakan daging. Sedangkan vegetarian memiliki risiko 22 persen lebih rendah.
Tapi, mereka yang menjalani pola makan nabati memiliki risiko menderita stroke 20 persen lebih tinggi. Para peneliti pun mengaitkan hal ini dengan tingkat vitamin B12 yang rendah, tapi masih perlu penelitian lebih lanjut.
Jadi, apakah pola makan vegetarian tidak sehat?
Dr Frankie Philips, dari British Dietetic Association, mengatakan pola makan vegetarian tidak sehat, karena ini adalah studi observasi.
"Mereka menjalani pola makan itu dengan melihat orang lain dan mengikutinya selama bertahun-tahun. Jadi ini adalah asosiasi, bukan sebab-akibat. Pesannya untuk semua orang adalah masuk akal dan penting untuk memiliki pola makan terencana dan konsumsi berbagai macam makanan," jelas Dr Frankie dikutip dari BBC.
Berita Terkait
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Kondisi Fahmi Bo Memprihatinkan, Melaney Ricardo Langsung Datang dan Lakukan Ini
-
Fahmi Bo Nangis, Ungkap Mantan Istri Sering Bantu Dirinya Ganti Popok
-
Kondisi Fahmi Bo Usai Pulang dari RS: Pakai Alat Bantu Napas, Belum Bisa Berdiri
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!