Suara.com - Pasien Covid-19 saat ini dapat dinyatakan sembuh apabila telah menyelesaikan isolasi selama 10 hari dan bebas dari gejala selama 3 hari. Kebijakan ini sudah dikeluarkan WHO sejak Mei 2020.
Dan kini, Indonesia dalam kebijkan KEMENKES dan Protokol Penanggulangan COVID yang dibuat Perhimpunan Dokter Spesialis juga telah membuat kebijakan serupa.
Mengapa cukup 10 hari?
"Penelitian menunjukkan penularan antar manusia tertinggi pada 5 hari pasien memiliki gejala. Jadi setelah hari ke-7, virus yang dideteksi tidak aktif setelah dibiakkan di laboratorium. Ini sudah dibuktikan di penelitian-penelitian yang ada," tulis dokter spesialis paru (pulmonologist), dr. Jaka Pradipta, Sp.p., dalam thread di Twitter pribadinya, @jcowacko, Minggu (4/10/2020).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 Tahun 2020 revisi kelima terkait dengan pedoman penatalaksanaan pada penanggulangan kasus Covid-19 memastikan pasien positif tidak perlu menjalani tes swab ulang untuk evaluasi akhir status klinis pasien.
Menurutnya, keputusan baru ini dilakukan di Indonesia karena perlu mengumpulkan data dengan melakukan pemantauan situasi di setiap daerah, karena dikhawatirkan bila melakukan kesalahan bukannya menyembuhkan malah menambah penyebaran penyakit.
Kendati begitu, swab evaluasi dan isolasi lanjutan tetap disarankan pada pasien dengan derajat berat, kritis, dan imunitas rendah. Serta, yang dirawat dengan kondisi pemantauan khususnya di ICU.
Kata dia, pemeriksaan swab PCR itu adalah memeriksa RNA virus. Masalahnya, saat ini tidak ada yang tahu virus yang didapatkan di hidung dan tenggorokan itu virus hidup atau mati.
"Swab hidung dan tenggorokan itu memang bisa dinyatakan terus positif hingga 3 bulan lamanya, tapi pada dasarnya, virus itu tidak aktif dan hanya menempel di saluran hidung," jelas dia
Baca Juga: Harga Tes PCR Covid-19 di Seluruh RS Dipatok Maksimal Rp 900 Ribu
Oleh karenanya, masyarakat diminta tidak memberikan stigma dan khawatir terhadap pasien Covid-19 OTG dan bergejala ringan yang dinyatakan sembuh tanpa menjalani swab test ulang.
Dr. Jaka menambahkan, bahkan jika pasien OTG dan bergejala ringan setelah 10 hari isolasi tanpa gejala pemburukan di tes PCR ulang dan hasilnya positif, yang bersangkutan tidak berpotensi menularkan ke orang lain.
"Pembahasan ini belum membahas masalah reinfeksi ya, namun secara penelitian gejalanya akan lebih ringan, makanya setelah sembuh tetap diimbau memakai masker dan hindari keramaian," tuturnya.
Sementara, untuk evaluasi kesembuhan setelah selesai isolasi maka harus pula dilakukan atas rekomendasi dokter dan dibuatkan surat pernyataan sehat untuk meyankinkan kondisi pasien. Intinya penilaian Covid-19 itu bukan hanya positif dan negatif semata.
"Jadi ini tips dari saya, minta surat keterangan selesai isolasi dan sembuh dari dokter, coba edukasi tempat kerja, lingkungan sekitar dengan menunjukkan peraturan terbaru tersebut," tulis dia.
Selain itu, secara fakta medis, faktor dukungan keluarga juga sangat berpengaruh. Masyarakat di sekitar jangan memberi stigma negatif, dan jangan khawatir kalau yang bersangkutan sudah lewat masa isolasi dan dinyatakan pulih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara